Kabar24.com, JAKARTA— Kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA-UI), Akseyna Ahad Dori, semakin mengundang tanda tanya.
Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna Ahad Dori--yang ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, 28 Maret 2015, mengatakan orang yang menerima panggilan telepon dari istrinya di kosan Akseyna sama dengan orang yang memberi surat wasiat yang diduga ditulis Akseyna.
Orang yang sama pun, menurut Mardoto, hadir dalam pertemuan antara dia dan perwakilan Jurusan Biologi pada 30 Maret 2015 sekitar pukul 16.00 WIB untuk mencari informasi tentang Akseyna.
"Saya tidak bisa menyebut nama, karena takutnya jadi menuduh, tapi sepertinya sudah pernah disebut di media-media," kata Mardoto saat dihubungi, Selasa (26/5/2015).
Pertemuan dilakukan setelah Mardoto mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk melihat jenazah Ace--panggilan Akseyna. Kala itu, dia ditemui dua pengajar Jurusan Biologi, yakni guru pembimbing dan Ketua Jurusan Biologi. Di ruang pertemuan tersebut, ternyata sudah ada dua mahasiswa yang mengenalkan diri sebagai teman Ace.
Pejabat Humas UI, Rifelly Dewi Astuti, menuturkan salah satu kawan Akseyna, Jibril, adalah orang yang terakhir kali berada di kamar kos Wisma Widya, tempat Akseyna tinggal.
Jibril adalah teman seangkatan Akseyna di Fakultas MIPA UI. Jibril pulalah yang menemukan surat terakhir tulisan Ace di kamar kosnya dan menyerahkan surat tersebut kepada orang tua Ace.
Jibril dikenal sebagai kawan dekat Ace selama di kampus. Keduanya sudah saling mengenal saat masih di Asrama UI sebelum aktivitas perkuliahan dimulai. Berdasarkan pernyataan Ketua Departemen Biologi FMIPA UI Yasman, Jibril dan Akseyna berkenalan pada 13 Agustus 2013. Akseyna terdaftar sebagai mahasiswa UI lewat jalur penerima beasiswa Olimpiade Sains Nasional.