Bisnis.com, BUJUMBURA - Polisi di Burundi, Kamis (30/4/2015), menembakkan peluru aktif untuk membubarkan pemrotes yang menentang upaya Presiden Pierre Nkurunziza untuk meraih masa jabatan ketiga, sementara dua mobil pemerintah dibakar saat demonstrasi memasuki hari kelima.
Oposisi menyatakan upaya Presiden melanggar undang-undang dasar Burundi dan kesepakatan perdamaian yang mengakhiri perang saudara di negeri tersebut --yang hanya mengizinkan presiden dipilih dua kali.
Namun, pendukung Nkurunziza mengatakan pada masa jabatan pertamanya ia diangkat oleh parlemen pada 2005, setelah perang saudara, dan bukan dipilih oleh rakyat.
Burundi akan menyelenggarakan pemilihan umum antara Mei dan Agustus, dan pemilihan presiden akan diselenggarakan pada 26 Juni.
Beberapa saksi mata mengatakan polisi menembakkan amunisi aktif untuk membubarkan pemrotes di Kinama, sebelah utara Ibu Kota Burundi, Bujumbura. Sejumlah orang diduga cedera.
Dalam perkembangan lain, satu granat meledak di terminal bus di pusat Kota Bujumbura, tapi tak merenggut korban, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
Sementara itu, dua mobil milik Dinas Intelijen Nasional (SNR) dibakar di tempat yang berbeda di ibu kota Burundi tersebut.
"Mobil yang dibakar di sini dikemudikan oleh seorang petugas Dinas Intelijen Nasional. Pemrotes memberitahu dia untuk berbelok dan tidak memaksa lewat. Namun ia menolak, maka mereka membakar mobilnya," kata Salvador Munango, seorang saksi mata di Permukiman Musaga.
Menurut dia, agen SNR tersebut membawa dua pengawal yang berseragam polisi, tapi mereka menolak untuk melepaskan tembakan atas perintah personel dinas rahasia sebab pemrotes berjumlah ratusan.
Ketiga orang itu kemudian meninggalkan lokasi setelah naik truk militer.
Masih di Musaga, pemrotes yang marah memukuli dan melempari batu ke seorang lelaki yang bersama mereka setelah menemukan bahwa ia memiliki pistol dan memakai celana tentara di balik celana panjangnya. Lelaki tersebut diselamatkan oleh tentara.
Nkurunziza dicalonkan pada Sabtu sebagai calon buat partai yang berkuasa, CNDD-FDD dalam pemilihan presiden mendatang.