Kabar24.com, BALTIMORE- Kota Baltimore, Senin (27/4/2015) malam, dilanda kerusuhan setelah pemakaman seorang warga kulit hitam yang meninggal akibat cedera tulang belakang saat berada dalam tahanan polisi.
Toko-toko dijarah, gedung-gedung dibakar, dan setidaknya 15 anggota kepolisian mendera luka-luka dalam kerusuhan tersebut.
Kerusuhan itu dimulai beberapa blok dari tempat pemakaman Freddie Gray, pria kulit hitam berusia 25 tahun, yang meninggal saat berada dalam tahanan polisi.
Ini merupakan protes paling keras terhadap perlakuan polisi pada warga Afrika Amerika sejak kerusuhan yang terjadi di Ferguson, Missouri, tahun lalu. Kasus ini juga menambah daftar panjang kasus kekerasan yang menyebabkan kematian, yang dilakukan oleh polisi terhadap warga kulit hitam.
Status darurat langsung diumumkan oleh Gubernur Maryland, Larry Hogan, yang mengirimkan petugas Keamanan Nasional dan mengatur jam malam di kota tersebut terhitung sejak hari Selasa (28/4/2015).
Para petugas pemadam kebakaran terus berjuang untuk memadamkan api yang melalap sejumlah gedung. Polisi juga mengatakan penjarahan terus berlangsung hingga lewat tengah malam.
Penjarah merampok toko-toko minuman keras, apotek, hingga pusat perbelanjaan. Massa juga terlihat menghancurkan kaca mobil yang diparkir di sebuah hotel besar dan ada juga yang merusak selang air milik petugas pemadam kebakaran.
Menurut laporan Reuters, Freddie Gray ditangkap pada 12 April lalu karena berusaha melarikan diri dari polisi. Dia kemudian dipindahkan ke kantor polisi menggunakan mobil van dan dalam perjalanan dia mengalami cedera tulang belakang, yang menyebabkan dirinya meninggal.
Pengacara dari keluarga Freddie Gray mengatakan bahwa 80% tulang belakangnya cedera saat berada dalam tahanan polisi.
Akibat kasus itu, enam petugas kepolisian diskors dan Departemen Keadilan AS menginvestigasi insiden itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia.