Bisnis.com, JAKARTA — Sedikitnya 2.000 buruh hari ini Kamis (9/4/2015) melakukan aksi pemanasan menjelang perayaan May Day 2015.
Said Iqbal, Presiden KSPI, mengatakan dalam aksi itu buruh meminta pemerintah menaikan upah 32% dan mengubah KHL dari 60 Item menjadi 84 item komponen hidup layak (KHL) agar daya beli buruh meningkat akibat dampak kenaikan harga barang dan kenaikan BBM.
Selain itu, jelasnya, buruh juga menolak rencana perundingan dengan pemerintah untuk membahas kenaikan upah minimum 2 tahun sekali apalagi 5 tahun sekali karena tidak sesuai dengan UU No. 13/2003.
“Hal ini dikarenakan dapat mengakibatkan kehidupan buruh akan semakin terimpit,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (9/4/2015).
Buruh juga menolak pemberlakuan iuran pensiun 8% dan meminta pemerintah segera mengesahkan RPP jaminan pensiun sekaligus harus diberlakukan pada awal Juli 2015. “Ini agar para buruh bisa mendapatkan kepastian jaminan pensiun wajib dengan iuran 15%/bulan dan benefit 75% dari gaji terakhir.”
Selain itu, para buruh pun menolak rencana pemerintah untuk menaikan iuran BPJS kesehatan.
Seharusnya pemerintah meningkatkan anggaran Jamkes untuk orang tidak mampu menjadi Rp30 T karena harga BBM, TDL, elpiji, dan transportasi sudah tidak ada subsidi lagi dan ratusan triliunan APBN harusnya diberikan kepada rakyat.
Dalam aksi yang dilakukan, para buruh akan mendatangi sejumlah titik diantara, Kementerian ESDM dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Lalu titik akhir, Istana Negara. Para buruh menyuarakan aspirasinya dengan tuntutan menolak kenaikan upah 2 tahun sekali apalagi 5 tahun sekali.
Buruh mengingatkan, sebelum May Day 2015, akan ada aksi terbatas di 20 propinsi dan puncaknya akan ada aksi 1 Juta buruh saat May Day. “Dengan pusatnya aksi di depan Istana Negara sebanyak 100.000 buruh mendatangi Istana Presiden.”