Bisnis.com, JAKARTA - Dokter Kesehatan Penerbangan Letnan Kolonel Wawan Mulyana punya dugaan unik soal Mario Steven Ambarita.
Fakta Mario masih hidup dalam kondisi ekstrem diduga dibantu ban pesawat. "Analisis saya, panas ban pesawat yang bersentuhan dengan aspal bandara sebelum terbang berperan menyelamatkan Mario," kata Wawan kepada Tempo saat dihubungi, Rabu (8/4/2015).
Panas hasil gesekan ban pesawat dengan aspal bandara, menurut Wawan, juga tergolong ekstrem. Pesawat Garuda GA 117 menggunakan Boeing 737-800 yang beratnya mencapai 79 ton. Wawan meyakini ban pesawat sangat panas ketika bekerja.
"Kemungkinan suhu lokal ban yang relatif berbeda dengan suhu di langit sempat menahan penurunan suhu secara drastis," kata Wawan.
Wawan takjub Mario bisa hidup setelah mengalami kondisi ekstrem. Menurut Wawan, orang yang mengalami perubahan suhu secara drastis dari panas ke minus puluhan derajat Celsius bisa kehilangan kesadaran. Orang bahkan bisa mati jika mengalami perubahan tekanan udara secara ekstrem.
"Manusia punya batas 'waktu sadar efektif' yang berbeda saat dihadapkan pada kondisi oksigen yang tipis, dalam taraf ekstrim, dia bahkan tak bakal bisa menjawab berapa empat ditambah empat. Fase yang lebih parah adalah kematian," katanya.
Nama Mario menjadi tenar karena pada Selasa, (7/4/2015), dia menumpang Garuda GA 117 dari Pekanbaru ke Jakarta. Bukan sembarangan menumpang, laki-laki 21 tahun itu menjadi penumpang gelap dengan cara naik dan bersembunyi di batang roda pesawat.
Terbang selama seratus menit, dia ditemukan masih hidup dengan tubuh membiru karena dekompresi dan kekurangan oksigen.