Bisnis.com, JAKARTA - Sepekan ini, Singapura, begitu akrab dengan orang Indonesia. Tapi, kali ini, bukan soal pesta diskon yang gila-gilaan. Lantnara dua orang yang dikenal orang Indonesia, pergu menghadap Sang Khalik. PM pertama Singapura Lee Kuan Yew pada 24 Maret 2015 dan Olga Syahputra pada 27 Maret 2015. Hanya berselang tiga hari.
Secara manusiawi, peristiwa ini, seperti satu kebetulan terjadi. Di mana Olga dan Lee meninggal dunia pada pekan yang sama dan di negeri yang sama. Sesuatu yang oleh siapa pun, tak pernah terbayangkan sedikitpun. Namun, bagi Yang Maha Kuasa, semua pasti, sesuai dengan rencananya.
Kitab Pengkhotbah 12:7 menulis: "Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.".
Keduanya --dari sisi penglihatan kita masing-masing (subjektif?)-- orang baik.Keduanya sama-sama berarti dengan warga bangsa masing-masing. Lee (foto therealsingapore.com) mampu membawa bangsa Singapura saat ini berbusung dada, menjadi sejahtera.
Lantaran, awalnya, Singapura --setelah melepaskan diri dari Malaysia-- seperti kota kumuh. Hanya dalam tempo 30 tahun, seorang Lee Kuan Yew, mengubah segala yang miskin, yang susah menjadi jauh lebih baik. Tanpa limpahan sumber daya alam --dibanding Indonesia tentu saja-- Singapura mampu menjadi salah satu negara kaya dan minim --nyaris tidak ada-- korupsi.
Lee telah menerima berbagai tanda penghargaan |
|
Maka, teramat wajar, saat kepergianya, Lee ditangisi warga bangsanya. Jutaan warga Singapura, secara bergantian, mengantri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Bapak Bangsa mereka. Lee pun menjadi sahabat bagi semua kepala negara, tidak hanya Asean. Namun, hampir di seluruh dunia akibat prestasinya membangun Singapura. "Dia Raksasa Sejarah…" kata Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Olga? Terlepas dari pro-kontra dirinya, Olga kerap membawa tawa ke tengah rumah para pemirsa televisi di Tanah Air. Melalui berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi, Olga kerap mengumbar tawa banyak orang. Sapaannya atau candaannya, yang tujuh kali menimbulkan kontroversial, membuat sosok Olga begitu mudah dikenali, melalui suaranya.
Berikut adalah sejumlah prestasi yang telah dicapai Olga sepanjang karirnya di dunia hiburan yang dihimpun dari beberapa sumber. |
|
Kini, Lee dan Olga telah tiada. Rasa kehilangan, pasti akan dirasakan bagi yang mengenal mereka. Selamat jalan Pak Lee dan Olga…Semoga Tuhan memberikan tempat yang layak di surga yang baka. Amin.
How wonderful is Death,
Death, and his brother Sleep!
One, pale as yonder waning moon
With lips of lurid blue;
The other, rosy as the morn
When throned on ocean’s wave
It blushes o’er the world;
Yet both so passing wonderful!
-- Queen Mab, Percy Bysshe Shelley--