Bisnis.com, MANADO -- Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Utara dan Gorontalo menargetkan dapat menyerap sekitar 17.000 beras petani pada tahun ini.
Kepala Bulog Divisi Regional Yayan Suparyan mengatakan penyerapan beras akan diprioritaskan dari wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo. Bila pasokan dari kedua wilayah tersebut tidak cukup, Bulog akan mengambil beras petani dari Makassar dan Kendari.
“Tahun ini target penyerapan 17.000 ton beras,” katanya sebagaimana dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Rabu (25/3/2015).
Yayan menambahkan penyerapan beras dilakukan sejalan dengan aturan yang berlaku yakni Inpres No.3/2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Berdasarkan beleid tersebut, penyerapan beras oleh Bulog dibatasi paling mahal senilai Rp6.600 perkg. Beras yang dibeli merupakan beras kualitas medium dengan derajat sosoh maksimal 95%, kadar air paling tinggi 14%, broken maksimal 20%, dengan kandungan menir paling banyak 2%.
Menurut Yayan, pihaknya tidak akan memaksakan diri menyerap beras petani jika harga yang ditawarkan melampaui batas yang telah ditetapkan. Sebab, peran Bulog adalah sebagai stabilisator harga serta penahan agar harga beras tidak jatuh ketika musim panen.
“Kalau harga beras di pasaran sudah bagus maka Bulog tidak perlu masuk,” ujarnya.
Adapun, kapasitas gudang Bulog Divisi Regional Sulut dan Gorontalo mencapai 47.000 ton, yang tersebar di sejumlah wilayah yakni Bitung, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Tahuna, dan Talaud.
Stok beras hasil serapan dimanfaatkan untuk sejumlah keperluan seperti memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin), memenuhi cadangan beras pemerintah dan korban bencana alam, serta stabilisasi harga melalui operasi pasar.