Kabar24.com, JAKARTA— Staf Konsulat dan warga Indonesia di Sydney diminta waspada setelah adanya “teror” pelemparan balon berisi “darah palsu” ke kantor konsulat di 236 Maroubra Road, Maroubra, New South Wales, Australia, Senin (2/3/2015).
Cairan berwarna merah itu diduga terkait dengan rencana eksekusi mati dua warga Australia terpidana kasus narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Soal ini diketahui penjaga konsulat pukul 05.40.
Menurut Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri, Sofia Sudarma, KJRI Sydney juga mengimbau warga Indonesia di wilayah kerja New South Wales, Brisbane, dan Australia selatan agar selalu berhati-hati.
Konsul Jenderal Indonesia di Sydney, Yayan G.H. Mulyana, kepada Sydney Morning Herald mengatakan, berdasarkan rekaman kamera CCTV, balon itu diletakkan oleh seorang perempuan Senin (2/3/2015) malam pukul 22.30.
Dia kemudian meledakkan 10 balon berisi cairan berwarna merah itu di luar gerbang gedung.
“Tentu saja apa yang terjadi pagi ini telah menciptakan perasaan tidak aman di antara kami,” ujarnya.
Darah Palsu
Pejabat Bidang Sosial dan Budaya Konjen RI, Akbar Makarti, menyebut darah palsu itu sebagai ancaman kecil. Namun, dia menambahkan, ditemukan juga objek seperti “pisau” di Cooper Street, tak jauh dari konsulat.
“Itu mungkin perlu jadi perhatian serius, jika itu sebuah ancaman,” kata Makarti.
Polisi Federal Australia telah menyelidiki penemuan pisau itu.
Mulyana mengatakan ini adalah insiden ketiga dalam satu bulan terakhir. Sebelumnya, ada dua unjuk rasa damai. Ada yang memasang spanduk besar bertulisan “Grasi untuk Chan dan Sukumaran” yang diikat ke pintu konsulat. Satunya lagi, seorang warga memasang tanda hati di pagar.
“Sekarang ada lagi. Tapi yang hari ini berbeda,” katanya.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Jakarta mengatakan, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman sudah melaporkan apa yang dia sebut sebagai “insiden kecil” itu ke Presiden Joko Widodo.
“Jangan terlalu dipikir serius atau berlebihan,” kata Pratikno di Istana Negara.
“Kita tak perlu paranoid.”
Presiden Jokowi, ujar Pratikno, hanya menyampaikan agar hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia tetap baik.