Bisnis.com, SYDNEY - Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang sedang terancam kekuasaannya, membantah akan dijatuhkan oleh kolega-koleganya sendiri dari kubu konservatif.
Dia pun menghibur diri bakal memimpin partainya itu sampai pemilu mendatang.
Rumor beredar bahwa Abbott kali ini tidak akan selamat dari gugatan terhadap kepemimpinannya.
"Orang boleh saja terobsesi pada gosip semacam ini, tapi saya yakin saya tidak akan (jatuh)," kata dia seraya menekankan para pemilih pastinya akan memilih siapa yang pantas memimpin negeri ini.
"Saya telah terpilih menjadi perdana menteri. Pemerintah telah dipilih untuk memimpin negeri. Rakyat berharap pemerintah dan perdana menteri yang mereka pilih melanjutkan pekerjaannya yang kami sudah pilih untuk dilakukan, dan lalu menyerahkan diri kami sendiri kepada penilaian pada pemilu mendatang. Dan itu pastinya apa yang saya harapkan perbuat."
Belum lama bulan ini Abbott selamat dari upaya penggulingan parlemen. Pemilu mendatang akan diselenggarkan pada pertengahan Januari 2017.
Namun, muncul spekulasi bahwa kolega-koleganya akan berbalik menyerang Abbott sebelum Pemilu.
Laporan Australian Broadcasting Corporation menyebutkan Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull akan menjadi pengganti Abbott.
Namu, Turnbull membantah spekulasi bahwa dia akan memimpin Partai Liberal.
Begitu pula dengan Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang membantah spekulasi dia bakal menjdai perdana menteri.
Orang berikutnya yang disebut-sebut akan menggeser Abbott adalah Menteri Pelayanan Sosial Scott Morrison tapi yang ini juga membantahnya.
Abbott yang tengah menuju ke Selandia Baru guna bertemu PM John Key menyatakan lebih berkonsentrasi pada pemeritahannya.
"Saya tidak akan terganggu dan tak seorang pun dari menteri-menteri saya yang akan terganggu," kata dia seperti dikutip AFP.