Kabar.24.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Roma telah menyetujui rencana pembangunan kawasan "zona lampu merah" prostitusi meski rencana ini ditentang gereja Katolik dan kelompok oposisi, Sabtu, 7 Februari 2015.
Ignazio Marino, Wali Kota Roma yang berhaluan kiri-tengah, telah merestui pembangunan kawasan "panas" ini di distrik bisnis Esposizione Universale Roma (EUR) di bagian selatan ibu kota Italia itu.
Dewan kota sebelumnya telah mengajukan proposal untuk mengizinkan prostitusi di kawasan non-permukiman. Tujuannya untuk menekan dampak prostitusi yang kini tersebar di 20 ruas jalan di distrik bisnis itu.
Nantinya, polisi akan menjatuhkan denda hingga 500 euro atau setara dengan Rp 7 juta bagi para pekerja seks komersial (PSK) yang ketahuan bekerja di luar kawasan yang ditentukan.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan pekerja sosial dan kesehatan untuk memastikan agar para PSK itu tidak dieksploitasi para muncikari dan penyelundup manusia, sekaligus mempromosikan seks aman.
Jika uji coba pembangunan kawasan ini berhasil, maka dewan kota berharap bisa mendirikan tiga kawasan "zona merah" lagi di dalam distrik bisnis itu.
Namun, rencana pemerintah kota ini ditentang sekelompok masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan bisnis yang akan dijadikan lokasi industri prostitusi.
"EUR sudah menjadi distrik merah dengan lebih dari 20 ruas jalan menjadi lokasi bisnis mereka siang malam," kata salah seorang warga, Cristina Lattanzi, kepada harian La Repubblica.
"Ada jalan untuk para transgender, untuk perempuan-perempuan yang sangat muda bahkan ada yang untuk PSK pria. Kami warga butuh sedikit ketenangan," kata Cristina.
Perlawanan terhadap rencana ini juga muncul dari tokoh-tokoh agama hingga kelompok oposisi dari haluan kanan-tengah.
Giovandi Ramonda, dari komunitas Paus Yohanes XXIII, mengatakan pemerintah Roma sedang memperkenalkan kawasan yang "menoleransi perbudakan perempuan".
Menurut perkiraan pemerintah dan sejumlah lembaga riset, di Italia terdapat 70.000-100.000 orang PSK dengan sekitar 2,5 juta orang pria yang menjadi pelanggan reguler mereka.
Sebuah survei bahkan menyebut sembilan juta pria Italia, atau satu di antara tiga pria negeri itu, pernah menggunakan jasa PSK setidaknya sekali seumur hidup mereka.