Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KADER PDIP vs RELAWAN JOKOWI: Kian Panas, PDIP Projo Terus Didorong

Kader PDI Perjuangan yang juga salah satu deklarator gerakan PDIP Pro Jokowi (Projo) Fahmi Habsyi menegaskan bahwa Projo yang saat ini berstatus organisasi kemasyarakatan (Ormas) tidak perlu menjadi partai politik.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua DPR Setya Novanto, didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (dari kiri), Taufik Kurniawan, Agus Hermanto serta Fadli Zon saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/2/2015)./Antara-Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua DPR Setya Novanto, didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (dari kiri), Taufik Kurniawan, Agus Hermanto serta Fadli Zon saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/2/2015)./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA -'Pertikaian' antara Relawan Jokowi versus kader PDI Perjuangan terkait isu pendirian partai baru PDIP Projo (Pro Jokowi) untuk kendaraan politik Joko Widodo pada Pilpres 2019 kian menarik. Setidaknya, dengan meluncurrnya penolakan dari PDIP.

Sejumlah relawan Jokowi, salah satunya Projo, berkeinginan mendirikan partai baru untuk mendukung Presiden Jokowi karena menilai partai-partai pengusung mantan Gubernur DKI itu dalam pilpres lalu justru mengganggu kinerja Jokowi sebagai presiden.

Ketua DPC Ormas Projo Solo Sugeng Setyadi bahkan berani bicara lahirnya partai baru 'Pro Jokowi' tersebut tinggal menunggu peluit.

Kader PDI Perjuangan, yang juga salah satu deklarator gerakan PDIP Pro Jokowi (Projo) Fahmi Habsyi menegaskan Projo yang saat ini berstatus organisasi kemasyarakatan (Ormas) tidak perlu menjadi partai politik.

"PDIP Projo dideklarasikan sebagai dialektika politik internal ketika Bu Mega belum memutuskan apa-apa, dan setelah Bu Mega mencapreskan Jokowi, sebagai kader kita tegak lurus mengawalnya hingga saat ini," kata Fahmi menanggapi adanya wacana pembentukan Partai Pro Jokowi, di Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Ia mengatakan, sejak Megawati Soekarnoputri menyetujui Jokowi menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan, ia tidak aktif lagi dalam ormas Projo. "Bagi saya, Jokowi itu salah satu catatan emas sejarah tentang kesuksesan sebuah partai mendorong kadernya menerima estafet kepemimpinan nasional," katanya.

"Coba dari era Soekarno hingga saat ini, adakah mantan presiden Indonesia dan partai yang sukses menyiapkan kadernya jadi presiden? Ruh PDI Perjuangan ada dalam semangat Marhaen Jokowi,"ujarnya.

Menurut dia, kerelaan dan kecerdasan emosional Mega dan kader PDIP yang lain untuk tidak memaksakan diri maju sebagai presiden ataupun sebagai wapres bersama capres yang lain, ternyata menjadi penghalang kemenangan lawan politik PDIP saat pilpres dan pileg.

"Saya pikir partai kader seperti ini yang ditakuti lawan politik tahun 2019," tandasnya Lebih lanjut Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti ini mengatakan bahwa Jokowi sadar yang dibutuhkan saat ini dukungan partai-partai yang punya kursi di parlemen dan komunikasi politik yang baik dengan semua partai agar program bisa berjalan, termasuk dengan PDI Perjuangan sebagai pondasi dasar "kawah candradimuka" Jokowi yang diusung sejak dari Solo, DKI, hingga jadi Presiden.

"Jika kerja Jokowi sukses memimpin NKRI maka PDIP ikut harum, tapi jika Jokowi gagal maka PDIP ikut kena getahnya pada pemilu 2019," katanya.

Ia menegaskan bahwa kontrak politik Jokowi dengan rakyat harus dikawal PDIP dan ormas-ormas relawan agar kontrak itu diperpanjang oleh rakyat pada periode 2019-2024. "Menurut saya, Indonesia Baru yang ditunggu rakyat dari energi Jokowi saat ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper