Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga para pekerja kebersihan terpidana kasus dugaan rekayasa kekerasan seksual di Jakarta Intercultural School (JIS) meminta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan investigasi mengenai penyiksaan yang terjadi selama proses penyidikan di Polda Metro Jaya.
Ghufron Mabruri, aktivis Imparsial, yang mendampingi para keluarga terpidana, mengatakan bukt-bukti berupa foto dan keterangan dari keluarga serta istri pekerja kebersihan menunjukkan adanya tindak kekerasan dan pelanggaran HAM dalam kasus ini.
Kematian Azwar, salah satu pekerja kebersihan PT ISS dengan sekujur wajah bengkak, mata lebam biru dan bibir robek saat penyidikan juga menjadi indikasi kuat kasus tersebut diduga penuh rekayasa. Apalagi ada tuntutan uang hingga mencapai Rp1,5 triliun dari pelapor kasus ini yaitu TPW.
"Berdasarkan butkti yang ada kami meminta Kompolnas menginvestigasi secara independen untuk mengungkap kasus ini. Sekarang momentum yang tepat untuk membersihkan kepolisian dari pelanggaran HAM," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Rabu (28/1/2015).
Dia menyampaikan laporan tersebut telah dilayangkan ke Kompolnasbeberapa hari lalu. Namun dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Kompolnas.
"Kompolnas sebagai pengawas kinerja kepolisian harus dapat mengungkap pelanggaran yang dilakukan terhadap pekerja kebersihan ISS di JIS selama proses penyidikan," ucap Ghufron.