Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POLRI VS KPK: Jokowi Tak Ingin Anak Emaskan Salah Satu

Presiden Joko Widodo tidak ingin ada anak emas di antara institusi penegak hukum Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri yang sedang berseteru.
Ketua Kompolnas yang juga Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (kiri) berbincang dengan anggota Kompolnas Adrianus Meliala (kanan) seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13 Januari)./Antara
Ketua Kompolnas yang juga Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (kiri) berbincang dengan anggota Kompolnas Adrianus Meliala (kanan) seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13 Januari)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo tidak ingin ada anak emas di antara institusi penegak hukum Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri yang sedang berseteru.

Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan seharusnya pimpinan KPK dan petinggi Polri bisa menurunkan suhu yang sudah memanas. Tetapi pada kenyataanya masih ada pergerakan massa sampai dini hari untuk mendukung KPK.

"Bapak Presiden menginginkan Save KPK, Save Polri, dua-duanya tidak boleh kita anak emaskan salah satu, tapi dua-duanya kita selamatkan," katanya sebelum mengikuti rapat dengan Presiden di Istana Merdeka, Sabtu (24/1/2015).

Pemerintah berharap institusi penegak hukum KPK, Polri dan Kejaksaan Agung menjadi kesatuan yang kuat untuk menangani suatu masalah hukum. Namun pada kenyataannya hingga saat ini, pernyataan yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak terkait justru semakin menjadi.

Akhirnya Presiden Jokowi memanggil Wakapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti, Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menkumham Yasonna Laoly, Jaksa Agung Prasetyo ke Istana Merdeka. Namun tak nampak Ketua KPK Abraham Samad dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut.

Mereka melakukan pertemuan hingga pukul 13.00 namun sepertinya menghindari wartawan yang menunggu di pintu keluar Istana Kepresidenan. Pejabat tersebut awalnya masuk pintu samping Istana Negara, bahkan Tedjo berjanji akan memberi pernyataan usai pertemuan.

Tapi ada yang aneh sekitar pukul 13.02, pintu masuk Istana Negara ditutup. Tiga personel polisi tampak keluar masuk dan sibuk berkomunikasi lewat radio panggil. Wartawan melihat ada gelagat Wakapolri dan pejabat lainnya menghindari wartawan dan keluar lewat pintu lain.

Benar saja, mobil dinas jenis Camry Kapolri, Jaksa Agung, Menkopolhukam dan Menkumham yang semula terparkir di depan Istana Negara buru-buru dinyalakan. Paling depan melaju For Everest yang biasa digunakan untuk pengawalan pejabat.

Disusul mobil Kapolri, Jaksa Agung dan Menteri. Sopir memacu dengan kecepatan tinggi menuju pintu keluar Jl Veteran. Tidak ada satupun pejabat yang mengikuti pertemuan dengan Presiden yang memberi keterangan. Informasi yang diterima wartawan, mereka meninggalkan Istana lewat pintu samping kanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper