Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR BANDUNG SELATAN: 365 Ha Sawah Terancam Gagal Panen

Sebanyak 365 hektare sawah di Kabupaten Bandung Jawa Barat terancam gagal panen akibat terendam banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG—Sebanyak 365 hektare sawah di Kabupaten Bandung Jawa Barat terancam gagal panen akibat terendam banjir yang terjadi sejak sepekan terakhir.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran menyebutkan sawah yang terendam itu tersebar di Kecamatan Rancaekek seluas 195 ha, Paseh 13 ha, Solokanjeruk 8 ha, Cileunyi 6 ha, Banjaran 48 ha, Pameungpeuk 28 ha, dan Bojongsoang 70 ha.

"Kalau banjir selama seminggu ini terus terjadi, maka gagal panen bukan tidak mungkin terjadi," kata Tisna, Selasa (23/12).

Menurut dia, tanaman padi yang memasuki usia persemaian, apabila selama seminggu terendam air bisa dipastikan tanaman tersebut akan membusuk dan gagal panen.

Saat disinggung mengenai kerugian material yang ditimbulkan apaila banjir yang menerjang 365 ha itu tak kunjung usai, diperkirakan mencapai Rp4,5 miliar dengan asumsi setiap ha menghabiskan Rp3 juta.

"Kalau sudah begini, petani terpaksa harus kembali menanam setelah banjir berakhir. Yang jelas saat ini, potensi sawah puso mencapai 150 ha. Tapi, kita lihat saja nanti apakah banjir akan surut," ujarnya.

Dia menjelaskan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dampak banjir yang menggenangi areal pertanian pada akhir tahun ini mengalami peningkatan tiga kali lipat luas sawah mencapai 100 ha.

"Kalau tahun sebelumnya curah hujannya kecil. Tahun ini, curah hujan sangat tinggi sehingga banyak sawah yang terendam," tuturnya.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar Entang Sastraatmadja mengemukakan pemerintah memiliki kewajiban untuk menyiapkan strategi dalam menangani bencana seperti banjir yang kerap terjadi setiap tahun di beberapa daerah di Jabar.

“Sudah kewajiban mereka. Bukan hanya sebatas [menunggu] desakan dari petani,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus cerdas mengantisipasi bencana alam terhadap komoditas pertanian terutama pangan.

“Seperti memberikan sistem peringatan dini kepada para petani terhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi, agar bisa meminimalisir kerugian,” katanya.

Dia melanjutkan situasi perpanganan yang terjadi sekarang sedang menghadapi darurat pangan sebagai dampak adanya anomali cuaca.

"Sawah yang terendam banjir imbasnya adalah barang menjadi langka dan harga naik," katanya.

Entang mengharapkan pemerintah dapat terus berkomitmen terhadap aturan yang disepakati sehingga anomali cuaca terhadap areal pertanian bisa dikendalikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper