Bisnis.com, SURABAYA -- Mantan Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan bahwa Kurikulum 2013 bisa diterapkan sekarang juga.
M. Nuh menegaskan bahwa Permendikbud Nomor 160/2014 yang ditandatangani Mendikbud Anies Baswedan pada 11 Desember 2014 mewajibkan pembelakuan Kurikulum 2013 paling lama tahun ajaran 2019/2020.
"Jadi, seluruh sekolah wajib melaksanakan Kurikulum 2013 paling lama tahun ajaran 2019/2020 dan istilah 'paling lama' itu berarti bisa dimulai sejak sekarang juga," katanya di sela peletakan batu pertama SMP Al-Islah, Gunung Anyar, Surabaya, Minggu (14/12/2014).
Dalam Permendikbud itu, pemerintah menyebut sekolah yang sudah tiga semester melaksanakan Kurikulum 2013 wajib melaksanakan mulai sekarang, namun bagi sekolah yang keberatan bisa mengajukan untuk kembali ke Kurikulum 2006 (KTSP 2006).
"Permendikbud juga menyebutkan bahwa sekolah yang masih satu semester melaksanakan Kurikulum 2013 kembali ke Kurikulum 2006, tapi sekolah yang belum melaksanakan Kurikulum 2013 itu akan disiapkan pelatihan dan pendampingan Kurikulum 2013," katanya.
Menurut dia, pelatihan dan pendampingan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2015/2016 berarti akan berlangsung selama tiga tahun hingga tahun ajaran 2018/2019, karena Kurikulum 2013 sudah wajib dilaksanakan paling lama tahun ajaran 2019/2020.
"Jadi, sekolah-sekolah yang sudah siap mungkin saja mengajukan diri untuk mengikuti pelatihan dan pendampingan pada tahun ini untuk mulai melaksanakan Kurikulum 2013 itu pada tahun ajaran 2015/2016 (mulai sekitar Mei 2015)," katanya.
Bahkan, Permendikbud itu menyebutkan pemerintah akan menyiapkan pelatihan dan pendampingan untuk kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan pengawas.
"Karena itu, saya langsung sampaikan Permendikbud itu kepada guru-guru anggota PGRI di Probolinggo dan pengurus LP Maarif NU se-Jatim di Sidoarjo pada Sabtu (13/12). Mereka umumnya sudah siap, bahkan di Gresik juga akan ada pelatihan Kurikulum 2013 pada Senin (15/12)," katanya.
Sementara itu, Nuh meletakkan batu pertama SMP Al-Islah, Gunung Anyar, Surabaya dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Islah yang didirikan orang tuanya sejak tahun 1954 (SD) dan 1978 (SMP).
"Itu merupakan sekolah yang dikhususkan bagi kalangan bawah di kawasan Gunung Anyar dan sekitarnya. Sekolahnya gratis, karena ada BOS dan BOSDA. Ibarat radio, kami bermain di kelas AM, tapi suaranya cerah atau berkualitas radio FM," katanya sembari tersenyum.
Ia merencanakan pembangunan gedung SMP itu, karena selama ini SMP Al-Islah menempati gedung SD Al-Islah.
"Kami harapkan pada tahun ajaran 2015/2016 sudah bisa digunakan siswa baru untuk lantai bawah, sehingga siswa SMP Al-Islah yang selama ini masuk siang akan masuk pagi dan bisa full day," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala SMP Al-Islah Ali Affandi menjelaskan dirinya menerima 600-700 siswa pada setiap tahun ajaran dan pendaftarannya seringkali sudah tutup pada saat sekolah lain baru membuka pendaftaran.
"Meski gratis, kami tetap menjaga kualitas, karena itu kami memiliki laboratorium bahasa, sains, dan komputer serta perpustakaan yang memadai, bahkan SMK Al Islah baru saja meraih juara II Keterampilan Siswa se-Jatim," katanya, didampingi Kepala SD Al-Islah, Abd Barry.