Bisnis.com, SYDNEY – Regulator Australia meminta perbankan untuk membatasi kredit perumahan kepada investor menjadi tidak lebih dari 10% per tahun, sekaligus akan meningkatkan pengawasan hipotik di tengah melonjaknya harga rumah di Sydney dan Melborne.
Bank harus menambah buffer 2% atas tingkat bunga standar dan harus bunga standard sekurangnya 7% ketika menilai kemampuan peminjam membayar hipotik, demikian Australia Prudential Regulator Authority (APRA) dalam pernyataannya, kemarin.
Pengawas APRA akan meninjau ulang penyaluran pinjaman dalam kwartal pertama 2015 untuk menilai langkah berikutnya yang dibutuhkan bank individual, termasuk kemungkinan menaikkan modal minimal yang disyaratkan.
Pertumbuhan hipotik kepada investor property “di atas batas 10% akan menjadi indicator risiko penting bagi pengawasan APRA dalam mempertimbangkan kebutuhan langkah berikutnya,” kata Regulator.
“Pada titik waktu ini, APRA tidak mengusulkan untuk mempernalkan across-the-board dalam syarat capital, atau batas atas dalam pinjaman tertentu, untuk mengatasi risiko saat ini di sector perumahan.”
APRA mengkhawatirkan bahwa pembelian spekulatif atas rumah untuk disewakan di Australia akan menciptakan ketidakseimbangan pasar perumahan.
Kredit rumah bagi tuan tanah saat ini tercatat lebih dari separuh kredit hipotik, tercatat sebagai rekor paling besar, dan harga rumah telah melonjak 13,2% di Sydney tahun ini hingga November, dan 8,3% di Melbourne.