Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa yang lesu di kawasan Eropa pada bulan lalu membuat ekonomi zona tersebut nyaris stagnan sehingga Bank Sentral Eropa mempertimbangkan untuk meningkatkan stimulus.
Indeks Purchasing Managers gabungan Eropa anjlok ke 51,1 dari 52,1 pada Oktober, menurut laporan Markit Economics sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (4/12/2014). Indeks itu merupakan yang terendah dalam 16 bulan dan mengindikasikan pertumbuhan ekonomi hanya 0,1% pada kuartal ini, menurut Markit.
Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi memimpin pertemuan terakhir untuk tahun ini pada hari ini untuk membahas usulan mengenai instrumen baru untuk meningkatkan inflasi dan pertumbuhan.
Meski sejumlah pembuat kebijakan telah mengisyaratkan lebih memilih untuk menunggu untuk mengevaluasi kebijakan yang tengah diterapkan, namun tekanan ekonomi yang kian meningkat membuat mereka terpaksa bertindak.
“Hasil survei mengindikasikan bahwa inisiatif kebijakan yang saat ini diumumkan belum berdampak pada bisnis maupun kepercayaan konsumen,” ujar Chris Williamson, chief economist pada Markit. Kebijakan yang lebih agresif tampaknya sangat diperlukan, ujarnya.
Nilai tukar euro anjlok ke level terendah dalam dua tahun atas dolar AS setelah dilaporkan diperdagangkan melemah 0,4% ke posisi US$1,2333 pukul 11:59 waktu Frankfurt. Adapun Indeks Stoxx Eropa menguat 0,5% terkait wacana peningkatan stimulus oleh bank sentral kawasan tersebut.