Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi Australia melambat selama dua kuartal berturut-turut sehingga membuat nilai tukar negara itu melemah ke level terendah dalam empat tahun sekaligus menambah tekanan pada pemotongan tingkat bunga lebih lanjut.
Produk domestik bruto negara itu hanya naik 0,3% dari periode tiga bulan sebelumnya sebesar 0,5%, menurut laporan Biro Statistik di Sydney hari ini sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (3/12/2014). Pertumbuhan itu lebih rendah dari perkiraan 29 ekonom yang rata-rata memprediksi tumbuh 0,7%.
“Kondisi itu berpotensi membuat penurunan tingkat bunga kembali menjadi pilihan dari bank sentral Australia,” ujar Matthew Peter chief economist pada QIC Ltd.
Namun demikian penurunan nilai tukar akan membantu sektor non-tambang, ujarnya menambahkan. Para pedagang yakin bank sentral negara itu akan menurunkan tingkat bunga untuk mendorong belanja konsumen.