Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Aceh November 2014 Melonjak ke 1,28%

Laju inflasi Aceh pada November 2014 melonjak ke 1,28% dibandingkan dengan Oktober 2014 0,49%. Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi pemicu utama lonjakan inflasi.

Bisnis.com, BANDA ACEH--Laju inflasi Aceh pada November 2014 melonjak ke 1,28% dibandingkan dengan Oktober 2014 0,49%. Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi pemicu utama lonjakan inflasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, inflasi yang terjadi pada bulan lalu terutama disumbangkan oleh kenaikan harga transportasi dan jasa keuangan serta bahan pangan.

Di Banda Aceh, misalnya, kenaikan harga transportasi dan jasa keuangan tercatat paling tinggi yakni 4,15%. Adapun, harga bahan pangan meningkat 1,76%.

Kepala BPS Aceh Hermanto memerinci, laju inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Lhoksumawe 1,6%, diikuti Banda Aceh 1,28% dan Meulaboh 1,08%.

"Lonjakan inflasi tersebut mengakibatkan laju inflasi year on year Aceh menjadi 6,66%. Untuk Banda Aceh 6,18%, Lhoksumawe 7,08%, dan Meulaboh 7,86%," papar Hermanto, Senin (1/12/2014).

Dia menjelaskan di Banda Aceh, dari total 95 komoditas yang mengalami perubahan harga, 53 barang dan jasa di antaranya mengalami kenaikan harga, sementara 42 lainnya mengalami penurunan.

Beberapa komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi pada November 2014 yakni bensin 0,65%, cabai merah 0,2%, tongkol 0,13%, kangkung 0,08%, dan bayam 0,06%.

"Harga pada transportasi memang melonjak langsung terdampak oleh penaikan harga BBM subsidi pada pertengahan bulan lalu. Harga angkutan umum meningkat. Selain angkutan, biaya administrasi kartu ATM juga naik 0,01%," tambah Hermanto.

Adapun, lonjakan inflasi ini telah melampaui rentang proyeksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yakni 4,3%-5,3%.

Kendati begitu, laju inflasi lagi-lagi masih didominasi oleh peningkatan harga kelompok volatile food dan administered prices.

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh Zulfan Nukman sebelumnya memproyeksikan, penaikan harga BBM bersubsidi dapat memicu penambahan laju inflasi 2,2%.

"Pada kuartal IV, dengan penaikan harga BBM subsidi, tekanan harga pada volatile food akan meningkat, terutama untuk sayur, bumbu, dan buah. Selain penaikan harga BBM, faktor musim hujan dan pasokan dari Gunung Sinabung yang masih terganggu kami perkirakan masih akan memengaruhi inflasi," ujar Zulfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper