Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Tenaga Kerja Indonesia Jangan Takut Bersaing

Jelang implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memungkinkan arus tenaga kerja amat tinggi, tenaga kerja Indonesia diimbau untuk tidak panik dan sebaiknya fokus mempersiapkan diri.
Logo Asean. /
Logo Asean. /

Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memungkinkan arus tenaga kerja amat tinggi, tenaga kerja Indonesia diimbau untuk tidak panik dan sebaiknya fokus mempersiapkan diri.

Wakil Ketua Komisi Aparatur Negara Irham Dilmy menyampaikan pada dasarnya tenaga kerja Indonesia telah lama memasuki lapangan kerja di luar negeri, tidak hanya wilayah ASEAN, tetapi juga Asia, Amerika Serikat, dan Eropa.

“Ini bukan hal baru, banyak orang-orang seperti Handry Satriago atau seperti Siddik Badruddin yang dimiliki Indonesia, mereka itu persaingannya level dunia,” ungkap Irham di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).

Di sisi lain, Irham mengakui masih banyak masyarakat yang belum mendapat pendidikan tinggi sehingga daya saingnya lemah. Namun, menurutnya hal ini dapat diatasi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan.

Irham menjelaskan kemampuan dan tingkat kompetensi tenaga kerja negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand pada umumnya tidak berbeda jauh. Namun yang harus diperhatikan adalah derasnya arus pergerakan tenaga kerja ini saat MEA diimplementasikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia secara keseluruhan adalah 5,94%  selama periode Agustus 2013 – Agustus 2014. Adapun, penduduk dengan pendidikan tinggi banyak yang masih menganggur.

Per Agustus 2014, BPS mencatat TPT TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) naik menjadi 11,24% dari sebelumnya 11,21%. TPT Diploma I/II/III naik menjadi 6,14% dari 5,95%, dan TPT Universitas naik dari 5,39% menjadi 5,65%.

Oleh karena itu, Irham mengingatkan tenaga kerja Indonesia sebaiknya terus mempersiapkan diri agar tidak menjadi penonton saat tenaga kerja asing masuk negeri ini. "Susah juga kan kalau Bahasa Inggrisnya pletat-pletot," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper