Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kalimantan Timur dinilai hanya siap menghadapi masyarakat ekonomi Asean dalam jangka waktu pendek karena masih bergantung pada bahan ekstraktif.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Kaltim Alexander Sumarno mengatakan industri Kaltim perlu untuk menciptakan nilai tambah produk bagi bahan ekstraktif.
“Kalau tidak punya nilai lebih di sumber daya alam itu dan tidak ada sumber daya terbarukan, Kaltim akan ketinggalan dalam jangka panjang,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/11/2014)
Dia juga mengatakan industri di sektor migas dan batu bara yang paling siap dalam menghadapi MEA dibandingkan dengan sektor industri lain di Kalimantan Timur.
Sektor industri lain seperti ekspor kayu dan UMKM, dinilai belum siap untuk menghadapi MEA. "Ada produksi makanan hasil laut, tapi jadi pemain nasional saja belum, kan," katanya.
Saat ini, sektor migas dan batu bara memang masih menjadi penggerak utama roda perekonomian di Kalimantan Timur.
Alex mengatakan investasi yang berdatangan saat MEA berlangsung juga masih akan terfokus pada sektor tersebut.
Menurutnya, kurang memadainya infrastruktur bagi industri yang ada di Kalimantan Timur membuat investasi yang berdatangan hanya berkutat pada sektor industri pengolahan sumber daya alam.
“Pemerintah punya kewajiban untuk memperbaiki infrastruktur. Tidak pada tempatnya kalau investor itu menyediakan semua kebutuhannya sendiri,” tukasnya.
Kaltim Hanya Siap Hadapi MEA dalam Jangka Pendek
Kalimantan Timur dinilai hanya siap menghadapi masyarakat ekonomi Asean dalam jangka waktu pendek karena masih bergantung pada bahan ekstraktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu