Bisnis.com, DENPASAR--Bali membutuhkan dana sekitar Rp50 triliun untuk mencukupi kebutuhan pembangunan infrastruktur pada 2015 mendatang.
Asisten II Setda Bali Ketut Wija menuturkan jumlah tersebut berdasarkan perhitungan yang disesuaikan kebutuhan dasar dan nilainya dapat berubah sesuai perkembangan.
“Itu angka ideal saat ini, tetapi bisa saja bertambah lebih besar kalau bicara kebutuhan pada lima atau 10 tahun mendatang,” jelasnya, Selasa (25/11).
Nilai yang disebutkan hanya mencakup pembangunan tujuah ruas jalan bebas hambatan yang menghubungkan Bali Selatan-Bali Barat, Bali Selatan-Bali Utara, dan Bali Selatan-Bali Timur, bandara baru di Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya Stadion Internasional di Jimbaran dan Pelabuhan Kapal Pesiar Tanah Ampo di Karangasem. Jumlah itu belum termasuk rencana pembangunan kereta api dan Pelabuhan Benoa.
Infrastruktur itu, jelasnya, sangat dibutuhkan oleh Bali untuk mengatasi ketimpangan pembangunan kawasan Bali Selatan dengan kawasan lain. Minimnya akses ke kawasan Bali Utara dan Timur selama ini menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya.
Terbatasnya infrastruktur jalan raya yang menghubungkan Bali Selatan dengan kawasan lain juga mengancam distribusi bahan makanan pokok terutama dari daerah luar Bali. Kondisi itu dapat mengakibatkan tingkat inflasi meningkat dan menambah jumlah masyarakta miskin.
Wija menuturkan, untuk mencukupi kebutuhan dana itu, Bali tidak mungkin mengandalkan pendapatan daerah, karena APBD yang dimiliki hanya Rp3,5 triliun. Oleh karena itu, pihaknya berharap banyak bantuan dari pemerintah pusat dan pihak swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS).
Salah satu alternatif pembiayaan yang coba diajukan adalah skema pemberian konsesi manfaatkan lahan selama beberapa tahun kepada investor untuk membangun fisik infrastruktur. Namun, setelah beberapa tahun sesuai yang disepakati, fisik infrastruktur kembali menjadi milik pemerintah daerah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menegaskan salah satu infrastruktur yang dibutuhkan daerah wisata ini adalah kereta api. Keberadaan transportasi publik itu dipercaya dapat menjadi solusi kemacetan yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat.
Untuk merealisasikannya, Bali mulai menggelar diskusi publik yang bertujuan memberikan gambaran tentang jenis-jenis layanan kereta api, aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda kereta api. Selain itu mendapatkan masukan dan pemikiran model atau teknologi apa yang sesuai diterapkan di provinsi Bali terkait rencana pembangunan perkeretaapian di Bali.
Dia berharap pembangunan dan pengembangan angkutan berbasis rel di Bali dapat menjadi salah satu pilihan moda transportasi darat untuk menjawab berbagai alternatif solusi kemacetan di wilayah sarbagita.
Bali Butuh Rp50 Triliun untuk Infrastruktur
Bali membutuhkan dana sekitar Rp50 triliun untuk mencukupi kebutuhan pembangunan infrastruktur pada 2015 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium