Bisnis.com, MALANG—PDAM Kota Malang menginvestasikan dana sebesar Rp140 miliar untuk menekan angka kebocoran air dari 42% menjadi 20%.
Direktur Utama PDAM Kota Malang M. Jemianto mengatakan investrasi sebesar itu dilakukan secara bertahap dimulai tiga tahun lalu hingga 2015.
“Investasi yang telah direalisasikan untuk menekan kebocoran air sampai saat ini sudah mencapai Rp60 miliar,” kata Jemianto di Malang, Rabu (12/11/2014).
Dana investasi itu berasal dari penyertaan modal dari Pemkot Malang, hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum berupa proyek fisik, dan dari dana PDAM sendiri.
Proyek-proyek senilai Rp60 miliar untuk mengurangi angka kebocoran a.l berupa pembangunan empat unit tandon, yakni tandon Buring dengan kapasitas 1.500 m³, tandon Mojolangu 1.000 m³, tandon Betek 1.500 m³, dan tandon Supiturang 500 m³.
Selain itu, pemasangan meter air besar titik district meter area (DMA) atau zonasi dari total 159 titik. Juga pemasangan pressure reducing valve di DMA-DMA.
Proyek lainnya penggantian meter air pelanggan yang diprogramkan setiap tahun mencapai 20% dari total pelanggan sekitar 130.000 satuan sambungan rumah (SR).
“Sampai saat ini sudah terpasang 60% unit meter air pelanggan.”
Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Kota Malang Mifathul Munir menambahkan lewat berbagai preoyek tersebut maka penurunan angka kebocoran air dapat dikurangi secara signifikan.
Sampai saat ini, kebocoran air bisa ditekan menjadi 27% dari angka kebocoran sebelumnya yang mencapai 42%.
Tingkat kebocoran air sebesar itu, kata dia, masih harus diturunkan. Tahun depan kebocoran air diharapkan bisa diturunkan lagi menjadi hanya 20%.
Untuk menekan kebocoran dari 27% menjadi 20%, justru kebutuhan investasi lebih tinggi, yakni sekitar Rp80 miliar.
Investasi sebesar itu diperuntukkan pengadaan alat-alat monitoring pendistribusian, tekanan, dan kebocoran air secara online.
Juga, diperuntukkan penggantian pipa yang rusak dan pembangunan tandon baru, yakni tandon Betek denghan kapasitas 500 m³, Buring 1.000 m³, dan Bangkon 1.000 m³.
Kebocoran air sebesar 20%, dia nilai, sudah ideal. Jika angka kebocoran tersebut harus diturunkan lagi, maka membutuhkan investasi yang sangat besar karena harus mengganti sebagian besar pipa eksisting.