Bisnis.com, PEKANBARU—Pemerintah Kanada melirik potensi karet dan pembangkit listrik yang ada Riau untuk ditawarkan kepada pengusaha asal negaranya.
Irhas Irfan, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau, mengatakan Duta Besar Kanada untuk Indonesia secara khusus mendatangi Riau untuk melihat potensi karet dan pembangkit listrik atau powerplant.
Kunjungan tersebut akan dilanjutkan dengan memfasilitasi penawaran investasi di sektor hilir kepada pengusaha asal negara di Amerika Utara itu.
“Kami secara khusus memaparkan potensi karet yang selama ini diekspor dalam bentuk lateks, dan peluang investasi di sektor hilirnya,” katanya di Pekanbaru, Senin (10/11/2014).
Irhas menuturkan tingginya pertumbuhan ekonomi Riau dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatra membuat Pemerintah Kanada menjadikan wilayah itu sebagai tujuan investasi pengusahanya. Apalagi, besarnya produksi karet dan kelapa sawit di Riau memberikan jaminan ketersediaan bahan baku untuk menopang industri hilir.
Menurutnya, produksi karet di Riau hingga kini mencapai 333.000 ton per tahun, dengan luas lahan perkebunan mencapai 504.139 hektare. Sebagian besar perkebunan karet di provinsi tersebut berada di Kabupaten Kuantan Singingi dan Kampar.
“Hanya saja memang kualitas lateks yang dihasilkan petani di Riau harus lebih ditingkatkan kualitasnya, agar memenuhi standar internasional,” ujarnya.
Dia juga mengatakan kebijakan mengurangi bea keluar untuk beberapa komoditas perkebunan dapat berdampak negatif bagi iklim investasi di Riau. Investor tidak lagi tertarik membangun industri hilir, karena seluruh produksi komoditas perkebunan diekspor.