Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WABAH EBOLA: AS & Australia Berlakukan Kebijakan Ekstrem

AS dan Australia mulai berlakukan kebijakan terkait dengan wabah Ebola yang mematikan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, WASHINGTON - AS dan Australia mulai berlakukan kebijakan terkait dengan wabah Ebola yang mematikan.

Pihak militer AS mulai mengisolasi tentaranya yang kembali dari misi respons Ebola di Afrika Barat sedangkan Australia menjadi negara pertama yang memberlakukan larangan visa pada negara-negara yang terkena dampak virus tersebut. Hal tersebut diupayakan untuk mencegah penyebaran virus ke negaranya.

Reuters melaporkan dalam lamannya, Selasa (28/10/2014) bahwa langkah-langkah terbaru, seperti keputusan beberapa negara bagian AS untuk mengkarantina petugas kesehatan yang baru kembali dari mengobati korban Ebola di Afrika Barat, telah dikecam oleh otoritas kesehatan dan PBB sebagai tindakan yang ekstrim.

Pejabat kesehatan tertinggi yang bertanggung jawab menangani respon Ebola di Washington mengecap bahwa dokter dan perawat yang melakukan perjalanan ke Afrika Barat untuk mengatasi Ebola menjadi "paria".

Wabah Ebola telah menewaskan hampir 5.000 orang sejak Maret, sebagian besar di Afrika Barat, tetapi sembilan kasus Ebola di Amerika Serikat. Hal ini menjadi peringatan keras khususnya bagi negara-negara bagian seperti New York dan New Jersey telah mengabaikan nasihat pemerintah federal dengan memberlakukan kontrol mereka sendiri.

PBB, hari Senin (27/10) mengkritik tajam pembatasan baru yang diberlakukan oleh beberapa negara bagian AS pada petugas kesehatan kembali pulang dari negara-negara yang terkena dampak Afrika Barat seperti Liberia, Guinea dan Sierra Leone.

Sementara itu, larangan visa oleh Australia menimbulkan keprihatinan di Afrika.

"Negara-negara Barat menciptakan kepanikan massa yang tidak membantu dalam mencegah penularan penyakit Ebola," kata juru bicara pemerintah Uganda Ofwono Opondo. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper