Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Joko Widodo diimbau secepatnya menetapkan Hari Santri Nasional sesuai dengan janjinya pada saat kampanye Pilpres 2014.
Jokowi sudah menandatangani komitmen untuk membuat Hari Santri Nasional yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur.
Penegasan tersebut disampaikan Organisasi Sayap Mahasiswa PKB, Wasekjen Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Muhammad Shofwan di Jakarta, Minggu (26/10/2014).
"Penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden menjadi wajib, karena pada saat kampanye Pak Jokowi sudah menjanjikan itu, bahkan ada komitmen tertulis yang ditandatangani langsung oleh Pak Jokowi," tuturnya.
Shofwan menambahkan, Hari Santri Nasional baiknya jatuh pada tanggal 22 Oktober 2014, bukan pada tanggal 1 Muharram. Pasalnya pada 22 Oktober, bertepatan dengan Resolusi Jihad saat dikeluarkannya fatwa oleh Hayim Asy’ari agar kaum santri ikut berjihad membela Tanah Air.
"Senada dengan perjuangan sahabat-sahabat PMII dan rekan-rekan IPNU, kami mendukung agar segera ditetapkan Hari Santri Nasional, namun bukan pada 1 Muharram tapi pada 22 Oktober saja, ini juga senada dengan usulan Kiai Said selaku Ketum PBNU," kata Shofwan.
Shofwan berharap Presiden Jokowi dapat segera mengumumkan Hari Santri Nasional, setelah diumumkan nama calon menteri yang akan masuk dalam Kabinet Jokowi-JK.
Menurut Shofwan, jika Presiden Jokowi tidak segera mengumumkan Hari Santri Nasional, maka akan mengecewakan para santri yang sudah menaruh harapannya kepada Presiden Jokowi.
"Seyogyanya ini menjadi perhatian penting Presiden, jika tidak ada realisasi terkait hal ini, maka Pak Jokowi akan mengecewakan jutaan santri yang sudah terlanjur menaruh harapan” tukasnya.