Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dinilai harus pandai ambil peluang investasi langsung dari Eropa yang saat ini sedang mengalami perlambatan ekonomi.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan peningkatan FDI dari Eropa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan jangka panjang karena investasi jenis ini tidak mudah rentan terhadap pembalikan layaknya portofolio.
Menurutnya, Indonesia harus segera berbenah diri khususnya dalam permasalahan yang terkait investasi, seperti perizinan dan infrastruktur. Pembenahan harus segera dieksekusi agar Indonesia menang bersaing dengan negara-negara Asia lainnya yang juga menjadi incaran investor saat ini karena berbasis sumber daya alam, seperti perkebunan dan pertambangan.
Sekarang ini, investor sudah bisa membaca kalau perekonomian yang suistainable dan aman justru yang berbasis resources, makanya Indonesia harus bisa menyelesaikan permasalahan klasik yang selama ini menjadi hambatan, tegasnya.
Sejak awal tahun hingga kuartal III/2014, tren peningkatan nilai investasi langsung asing (PMA) dari Eropa terus terjadi. Pada kuartal I/2014, nilai investasi mencapai level US$488,9 juta. Sementara dua kuartal berikutnya berturut-turut mencapai US$1.108,6 juta dan US$1.819,8 juta.
Hasil olahan Bisnis, nilai investasi kuartal III/2014 dari 10 dari 36 negara yang tercatat masuk bagian Eropa mengalami peningkatan dari kuartal sebelumnya. Peningkatan investasi cukup signifikan berasal dari Belanda yang mencapai US$905,9 juta atau naik 133,7% dari capaian kuartal II/2014 US$387,6 juta.
Permasalahan ekonomi Eropa, lanjutnya, memang rumit dan rentan sehingga investor yang memiliki ekspektasi jangka panjang akan cenderung melihat kepastian.
Dimintai keterangan, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis pun tidak manampik adanya faktor masih memburuknya perekonomian Eropa yang turut mengerek investasi langsung dari negara tersebut.
"Belum pulihnya perekonomian di Eropa mengharuskan perusahaan-perusahaan Eropa harus mencari lokasi di luar Eropa untuk mendayagunakan modal mereka, ya salah satunya Indonesia," ujarnya.
Namun demikian, Azhar menilai, kondisi ekonomi Eropa tersebut bergabung dengan faktor adanya sumber daya alam, permintaan pasar, dan prospek perekonomian Indonesia yang diperkirakan akan berkembang lebih baik.
Dia juga mengatakan peningkatan investasi dari Eropa juga dikarenakan adanya investasi besar seperti pengolahan gas menjadi LNG di Sulawesi dan pengolahan CPO menjadi eleochemical yang sedang dalam tahap konstruksi/penyelesaian.
Dengan adanya pemerintahan baru, lanjutnya, diharapkan ada perbaikan adanya investasi yang banyak di bidang infrastruktur termasuk pembangkit listrik dari seluruh negara.