Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono geram terhadap rumor aneh yang menyesatkan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak akan melantik Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) sehingga membuka peluang perpanjangan masa jabatannya.
“Saya tidak tahu dari mana berita yang “menghasut” itu berasal. Barangkali agar situasi politik yang sudah panas, bertambah panas lagi,” kata Presiden SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono seperti dimuat laman Setkab, Sabtu (11/10/2014)
Menurut SBY, Minggu lalu ia mendapat informasi dari tokoh reformis terkemuka yang mengabarkan bahwa MPR tidak akan melantik Presiden Terpilih Jokowi dengan cara dibuat tidak kuorum, sehingga tidak memenuhi syarat.
Lebih lanjut diisukan, dengan tidak dilantiknya Jokowi oleh MPR, maka SBY bisa memperpanjang masa jabatannya sebagai Presiden, yang sesuai konstitusi harus berakhir 20 Oktober mendatang.
“Isu begini keterlaluan. Saya menyesalkan jika politik kita jadinya seperti ini. Sungguh tidak mencerdaskan dan tidak bertanggung jawab,” kata SBY geram.
Dia mengingatkan bahwa kini Presiden dipilih langsung oleh rakyat, bukan oleh MPR. Karena itu, MPR tidak berhak membuat tidak sahnya Presiden terpilih.
“Saya yakin MPR mengerti betul konstitusi dan aturan main (rules of the game) politik kita. Ketua MPR juga telah menegaskan hal ini,” paparnya.
SBY menegaskan yang dilakukan oleh lembaga negara manapun, termasuk MPR, haruslah masuk akal, taat asas dan sungguh memahami kehendak rakyat.
Sepuluh tahun lalu, menurutnya, rakyat marah karena sebagai Presiden baru, ia tidak boleh berpidato pada hari pelantikannya di MPR 20 Oktober 2004.
“Saya mengalah dam berpidato di Istana Negara,” papar SBY seraya menambahkan, saat itu ada yang bilang MPR “ditekan”oleh pihak tertentu untuk tidak membolehkan dirinya sebagai Presiden Terpilih berpidato.
SBY menyebutkan adalah keterlaluan jika ada yang menuduhnya ingin memperpanjang masa jabatannya sebagai Presiden RI.
“Apapun, jabatan saya berakhir 20 Oktober 2014 mendatang,” tegasnya seraya mengingatkan bahwa Konstitusi telah menetapkan seorang Presiden hanya menjabat selama 2 periode.
“Saya ikut memperjuangkan ketentuan ini di awal reformasi dulu,” tambah SBY.
Melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono itu, SBY menegaskan, tidak ada niat bagi dirinya untuk memperpanjang jabatannya sebagai Presiden. “Satu hari pun tidak. 10 tahun sudah sangat cukup dan saya syukuri,” tegas SBY.
Karena itu, Presiden SBY mengajak seluruh tokoh masyarakat dan elite politik untuk menjaga stabilitas politik.
“