Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Bandung Didorong Jadi Sentra Bibit Kentang

Petani kentang di Kab Bandung didorong untuk menjadi penangkar bibit ketimbang harus petani buah kentang seperti yang terjadi selama ini. Pasalnya, prospek bisnis kentang dinilai jauh lebih menggiurkan.
Perkebunan kentang/Bisnis
Perkebunan kentang/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG--Petani kentang di Kab Bandung didorong untuk menjadi penangkar bibit ketimbang harus petani buah kentang seperti yang terjadi selama ini. Pasalnya, prospek bisnis kentang dinilai jauh lebih menggiurkan.

Terlebih bibit kentang hasil penangkaran kelompok maupun pengusaha di Kab Bandung banyak diminati oleh petani yang berasal dari sejumlah provinsi seperti Aceh, Sulawesi, Sumatra hingga Bali.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab Bandung A Tisna Umaran mengatakan, harga bibit kentang jenis granola kualitas G5 di tingkat penangkar mencapai Rp18.000 per kilogram (kg).

"Sedangkan harga buah kentang per kilogram sebesar Rp6.000. Jadi, memang ada selisih harga yang sangat menggiurkan," katanya, kepada wartawan, Rabu (1/10/2014).

Menurutnya, di Kab Bandung ada 96 kelompok maupun perusahaan yang bergerak di bidang penangkar benih. Bibit yang dijual oleh kelompok tertentu itu harus sudah dianggap lulus verifikasi oleh Balai Pengawasan Sertifikasi Benih.

Sentra petani kentang di Kab Bandung terdapat di dua kecamatan seperti Pangalengan dan Kertasari. Bibit kentang merupakan hasil kajian Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) dan perguruan tinggi seperti Unpad, IPB serta Universitas Winaya Mukti (Unwim).

Mereka berkreasi menyilangkan bibit sehingga menghasilkan bibit kentang granula berkualitas. Sedangkan untuk bibit kentang atlantik, diakuiya masih bergantung pada Australia.

"Yang lebih menggiurkan lagi karena petani kentang di Kab Bandung menjadi rujukan oleh sejumlah daerah. Sehingga pasarnya tidak susah,"  tuturnya.

Saat ditanya mengenai volume penjualan bibit kentang yang ada selama ini, diakuinya, pihaknya kesulitan mendapatkannya. Karena masing-masing penangkar tidak memiliki kewajiban untuk melapor ke dinas.

 "Bibit kentang kabupaten unggul karena dulunya pernah juga didukung penelitian oleh Japan International Cooperation Agency (JICA)," paparnya. 

Ketua Asosiasi Penangkar Benih Kentang Jabar Dias Sudiana justru tidak setuju apabila  seluruh petani didorong untuk menjadi penangkar benih. Karena bagaimana pun jumlah penih harus lebih sedikit atau mencukupi kebutuhan.

"Pada dasarnya benih kentang di Jabar itu selalu mencukupi dan tidak pernah kekurangan. Kalau muncul dipermukaan ada kekurangan itu akibat psikologis petani di Indonesia yang seringkali mengikuti tren," ujarnya.

Dia menjelaskan, bibit kentang merupakan umbi-umbian dengan masa kadaluarsa tidak lebih dari tiga bulan. Berbeda dengan bibit biji-bijian yang masa kadaluarsanya bisa mencapai satu tahun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdi Ardia
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper