Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WAPRES BOEDIONO: Pembakar Hutan Harus Ditindak Tegas

Wakil Presiden Boediono meminta penegakan hukum terhadap kasus pembakaran hutan di sejumlah provinsi diberlakukan secara tegas selain melakukan pencegahan dari masalah kebakaran itu.
Wapres Boediono/
Wapres Boediono/

Bisnis.com, PALEMBANG -- Wakil Presiden Boediono meminta penegakan hukum terhadap kasus pembakaran hutan di sejumlah provinsi diberlakukan secara tegas selain melakukan pencegahan dari masalah kebakaran itu.

"Penegakan hukum adalah kunci. Inilah awal dari akibat-akibat yang tidak kita inginkan," katanya dalam rapat koordinasi penganggulangan kebakaran hutan bersama tiga provinsi yang terkena asap di Palembang, Selasa (23/9/2014) petang.

Dia mengatakan kebakaran hutan yang banyak terjadi di Pulau Sumatra dan Kalimantan itu harus segera diatasi karena mengancam kesehatan warga maulun keselamatan transportasi.

"Urgensi mengatasi kebakaran hutan sangat jelas. Tadi sebelum mendarat dari udara saya melihat kabut asap menyelimuti Palembang, saat mendarat juga terasa bau asap," katanya.

Terkait penegakan hukum yang diminta Wapres, Kepolisian RI mencatat terdapat 186 kasus tindak pidana  kebakaran hutan dengan 283 tersangka, termasuk 2 korporasi.

Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan sejauh ini sudah ada 14 kasus yang mendapat vonis di pengadilan.

"Tapi perlu saya informasikan, vonisnya terlalu ringan sehingga tidak ada efek jera yang membuat masyarakat takut membakar hutan," katanya dalam kesempatan yang sama.

Menurut dia, dari 14 kasus yang sudah selesai divonis itu, hukuman penjara yang dijatuhkan pengadilan hanya berkisar 1--2 tahun. Sedangkan korporasi yang terlibat hanya terkena hukuman denda Rp2 miliar.

Sutarman menambahkan selama ini polisi telah menggunakan tiga pendekatan dalam mengatasi masalah kebakaran hutan, salah satunya menempatkan personil di lahan-lahan sebelum orang suruhan masuk membakar.

Sementara itu berdasarkan data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sumatra Selatan masuk dalam provinsi dengan titik api yang masih banyak.

"Sumsel ada 40 titik, Kalimantan Barat 41 titik dan Kalimantan Tengah 41 titik. Pada tahun ini beberapa titik api bahkan sudah muncul pada Februari, ketika masih musim penghujan," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Syamsul menambahkan jarak pandang di sejumlah daerah juga masih rendah akibat kabut asap di mana Pekanbaru hanya 5 kilometer, Palembang 4 kilometer dan Banjarmasin yang hanya 3 kilometer.

Menurut dia, selama kni BNPB telah melakukan pengeboman air lewat udara (water bombing) dan modifikasi cuaca.

"Dari catatan yang tersedia sepanjang tahun ini ada 11.801 hektare lahan yang terbakar dan 4.051 ha yang berhasil diatasi," ujarnya.




Sent from my iPad

Your message has been sent.
 
You may be using a pop-up blocker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper