Bisnis.com, JAKARTA—Menko Kesra Agung Laksono mengatakan pengadaan beras untuk orang miskin selama ini berjalan baik.
Dia menjelaskan bila beras yang diterima masyarakat miskin dalam keadaan tidak baik, bukan karena beras itu berkualitas jelek.
“Hal itu karena terjadi perubahan kualitas, yang diakibatkan oleh masa simpan beras di dalam gudang selama 6 bulan,” kata Agung usai membuka Rakor Evaluasi Pelaksanaan Program Raskin Semester I tahun 2014, di Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Rakor yang berlangsung di Kantor Kemenko Kesra itu, sendiri sebagai tindak lanjut hasil evaluasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terutama terkait dengan bidang pengadaan dan distribusi.
Menko Kesra menuturkan produksi padi menerapkan sistem In vivo. Hasilnya mencerminkan produksi beras di daerah meningkat. Daya serapnya juga cukup baik.
Jadi, lanjutnya, sebenarnya tidak ada masalah dengan kualitas raskin. Walau di beberapa daerah ditemukan adanya beras berkualitas jelek, bukan berarti semua beras untuk masyarakat miskin jelek. Kondisi ini hanya ditemukan di beberapa titik distribusi saja.
Menurut Agung, salah satu solusi utama dalam memperbaiki masalah yang terdapat dalam program raskin, adalah dengan memperbaiki proses penyimpanan di gudang.
“Selama 16 tahun program ini berjalan, kerap ditemukan raskin yang buruk, kondisinya seperti berkutu, berwarna kusam, dan menimbulkan bau tidak sedap,” ungkapnya.
Dia mengatakan beras yang diterima dari petani mutunya bagus. Namun, karena proses penyimpanan yang membuat kualitas beras menjadi jelek. Oleh karena itu, kini sedang dicari cara yang terbaik. Kemasannya harus lebih rapat agar tetap terjaga mutunya.