Bisnis.com, SYDNEY – Ekonomi Australia kuartal II tumbuh 0,5% dari kuartal lalu, melambat setelah berekspansi 1,1% pada kuartal I.
Pemerintahan setempat menegaskan tugas bank sentral yang telah mempertahankan tingkat suku bunga di rekor rendah untuk menggenjot permintaan yang belum selesai.
Perekonomian Negeri Kanguru goyah setelah nilai investasi sektor pertambangan anjlok. Padahal investasi sektor pertambangan yang sempat membanjiri negara tersebut telah mengangkat ekonomi yang sempat jatuh saat krisis finansial global 2009 lalu.
“Meski memperhitungkan ekspor bersih dan inventoris yang ada, tidak ada yang berpengaruh signifikan [pada perekonomian] seperti sektor pertambangan,” kata ekonom JPMorgan Chase & Co, Stephen Walters di Sydney, merespons laporan pertumbuhan yang dipublikasikan Biro Statistik Australia, Rabu (3/9/2014).
Adapun produktivitas perdagangan Australia menurun 4,1% pada kuartal kedua dari kuartal sebelumnya, dan telah turun 7,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Harga bijih besi yang merupakan komoditas ekspor andalan negara tersebut, telah anjlok 35% sepanjang tahun ini.
Data yang sama juga menunjukkan belanja rumah tangga meningkat 0,5% pada kuartal kedua dari kuartal sebelumnya, menyumbang 0,3% pada produk domestik bruto (PDB). Konstruksi tertunda meningkat 2,3% dan produksi permesinan dan peralatan berat jatuh 3,4%.