Bisnis.com, NAIROBI--Lebih dari satu juta orang di Somalia yang porak-poranda akibat perang berada dalam kondisi mendekati kekurangan pangan, dengan kelaparan dan kekeringan yang memburuk, kata para pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa.
Penilaian itu didasarkan pada data yang dihimpun PBB, datang tiga tahun sejak kekurangan di negara Tanduk Afrika itu menewaskan lebih seperempat juta orang, sementara pertempuran terus berlangsung di daerah-daerah yang paling parah.
PBB mengatakan 1.025.000 orang diklasifikasikan berada dalam situasi-situasi "krisis" atau "darurat", hanya satu langkah pada kekurangan pangan dan skala kelaparannya. Ini merupakan peningkatan seperlima dibanding dengan dampak pada Januari.
Laporan gabungan itu disiarkan oleh Unit Analisis Keamanan Pangan dan Nutrisi (FSNAU) dan Jaringan Sistem Peringatann Dini Kelaparan (FEWS NET).
"Pemulihan yang bertahap dan keberhasilan yang dicapai sejak akhir kelaparan tahun 2012 sia-sia karena hujan yang tidak turun, konflik dan bantuan kemanusiaan yang terganggu dan berkurang menyebabkan situasi keamanan pangan memburuk," kata pernyataan itu.
"Kekurangan gizi yang akut meningkat di banyak daerah negara itu, terutama di kalangan anak-anak. Situasi mungkin akan terus memburuk." Lebih dari 43.000 anak-anak berada dalam risiko kamatian sangat besar akibat kelaparan, sementara satu dalam tujuh anak berusia di bawah lima tahun -- sekitar 218 ribu anak-- mengalami kekurangan gizi yang akut, tambahnya.
Lebih dari 250.000 orang, separuh dari mereka merupakan anak-anak, meninggal akibat kekurangan pangan tahun 2011.
Pemerintah Somalia yang didukung internasional dipiiih tahun 2012, dipuji luas karena memberikan peluang terbaik dalam puluhan tahun untuk memperbaiki negara yang hancur akibat perang.
Tetapi laporan-laporan mengenai krisis pangan bahwa di ibu kota Mogadishu menandakan semakin suramnya catatan pemerintah setelah tuduhan-tuduhan korupsi dan serangan-serangan yang terus dilakukan gerilyawan Al Shebaab bahkan daerah-daerah yang dilindungi dengan ketat.
Shebaab, yang pernah menguasai sebagian besar daerah selatan dan tengah Somalia, diusir dari pangkalan-pangkalan mereka di Mogdishu dan kota-kota penting Somalia oleh pasukan Uni Afrika yang berkekuatan 22.000 personil.
Serangan-serangan udara AS Senin dilaporkan ditujukan pada para komandan Shebaab, setelah pasukan Uni Afrika dan Somalia melancarkan serangan baru Jumat untuk merebut pelabuhan-pelabhan penting di selatan.
Tetapi kendatipun pasukan Uni Afrika telah merebut kota-kota penting, jalan-jalan penting yang menghubungkan mereka terancam serangan-serangan Shebaab, dan harga pangan meroket.
"Jalan-jalan akses tetap dikuasai gerlyawan dan arus perdagangan sebagian besar terhambat yang berakibat harga kebutuhan pokok naik," kata pernyataan itu.
PBB: Lebih 1 Juta Warga Somalia Terancam Kelaparan
Lebih dari satu juta orang di Somalia yang porak-poranda akibat perang berada dalam kondisi mendekati kekurangan pangan, dengan kelaparan dan kekeringan yang memburuk, kata para pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
50 menit yang lalu
Kejagung Jelaskan Duduk Perkara Jaksa Jovi Pada Kasus Pencemaran Nama Baik
1 jam yang lalu