Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apapun Bakat Senin Anak Agar Diarahkan Secara Serius

Semua anak memiliki bakat terpendam. Kini bagaimana para orang tua bisa menemukan kekayaan yang dimiliki anak-anaknya tersebut.
Beberapa anak tampak asyik melukis di acara Kids Art yang digelar di Kalibata City Square Jakarta, yang diadakan hingga hari ini. (Rahmayulis Saleh)
Beberapa anak tampak asyik melukis di acara Kids Art yang digelar di Kalibata City Square Jakarta, yang diadakan hingga hari ini. (Rahmayulis Saleh)

Bisnis.com, JAKARTA - Semua anak memiliki bakat terpendam. Kini bagaimana para orang tua bisa menemukan kekayaan yang dimiliki anak-anaknya tersebut.

Menurut Harry Hikmat, pekerja sosial dan pelukis, orang tua sebaiknya melihat kebiasaan dan kelebihan anak. Tapi jangan memaksa anak untuk melakukan apa yang diinginkan orang tua.

"Misalnya anaknya suka coret-coret dan menggambar, arahkan mereka ke seni lukis atau desain. Dukung kegiatannya itu, dan jangan dilarang," ujar Hikmat di sela-sela pameran lukisannya dan acara Kids Art di Kalibata City Square Jakarta, yang berlangsung Sabtu-Minggu (30-31 Agustus 2014).

Menurut staf ahli Menteri Sosial bidang Dampak Sosial ini, apa pun bakat seni anak, arahkan menjadi serius dan profesional. Sebab, nantinya bisa menjadi mata pencaharian dia untuk melangsungkan kehidupannya.

Dia menuturkan seni juga bisa menjadi terapi psikologi bagi seseorang. Sebab melalui seni, ide-ide kreatif keluar dari dirinya dan bisa tersalurkan.

Hikmat menjelaskan terapi seni tersebut bisa dalam bentuk seni lukis, seni tari, menyanyi, dan lainnya.

Acara Kids Art tersebut digelar Harry bersama tim dari pekerja sosial, untuk menyalurkan bakat anak-anak. Fokus kegiata kali ini, katanyan adalah seni lukis.

Pada hari pertama Sabtu (30/8), katanya, ada sekitar 150 anak yang datang. Padahal targetnya cuma 30 orang saja.

"Diperkirakan pada hari ini Minggu (31/8), anak-anak yang datang ke acara Kids Art, bisa menjadi dua kali lipat sekitar 300 orang. Kami menyebarkan informasi ini lewat media sosial," ungkapnya.

Harry mengatakan anak-anak yang datang dan ikut melulis tersebut, tidak dipungut biaya. Mereka dari berbagai kalangan, seperti masyarakat umum, dari yayasan, anak-anak disabilitas, dan lainnya.

Dalam acara itu Harry juga menampilkan sebanyak 69 koleksi lukisannya, yang dibuatnya sejak 1965. "Saya suka lukisan realitis dan ekspresionistis," ungkap Harry yang juga menjadi dosen, dan sering mengisi seminar ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper