Bisnis.com, JAKARTA - Pasar antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, kini sudah dipenuhi 184 kios. Dulunya, pasar ini hanyalah sederetan pedagang barang loakan yang menawarkan barang bekas.
Lebih dari 50 pedagang barang bekas berjualan di Jalan Surabaya pada tahun 1960an. Mereka menggelar dagangannya berupa perabotan rumah tangga bekas, pakaian bekas, dan hiasan bekas lainnya.
Ketua Paguyuban Pasar Antik Surabaya, Mumu Hidayat (67 tahun), mengatakan bahwa dulunya para pedagang hanya menggunakan meja untuk memajang dagangannya. Pada masa pemerintahan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Ali Sadikin, para pedagang mulai ditertibkan.
"Mulai berkembang pada 1975. Pak Ali mulai menertibkan dan membuat kawasan khusus bagi pedagang di sini [Jalan Surabaya]," ujar Mumu saat ditemui Bisnis.com pada Jumat (29/8/2014).
Kawasan ini mulai tumbuh lagi pada 1988 ketika banyak turis asing berwisata ke Ibu Kota, kemudian mulai dibangun kios-kios semi permanen. Pasar Antik menemui zaman keemasannya pada periode 1980-1995. Namun, sempat jatuh pada masa krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998.
Setelah mengalami kemunduran, Pasar Antik kini bangkit kembali. Namun Mumu mengakui perputaran bisnis di Pasar Antik belum stabil. "Turis asing dan lokal cuma skala kecil aja datang kemari," ujarnya.
Selain menawarkan berbagai macam benda antik seperti hiasan lampu, jam, patung, dan piring, pasar ini juga diramaikan dengan beberapa kios penjual koper dengan harga terjangkau.