Bisnis.com, JAKARTA-- Animo memilih jurusan fakultas kedokteran gigi masih tinggi. Ini terlihat dengan banyaknya calon mahasiswa yang mendaftar ke jurusan tersebut.
Seperti di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, mahasiswa yang mendaftar ke FKG mencapai ratusan orang. Tapi yang lulus tes dan berhasil mengikuti kuliah pada tahun akademi 2014/2015 di kampus tersebut hanya 180 mahasiswa baru. Sedangkan yang masih melanjutkan perkuliahan ada sekitar 1.000 mahasiswa.
"Untuk memenuhi kebutuhan dan melengkapi sarana prasarana fisik bagi para mahasiswa baru dan lama di FKG ini, kami membangun gedung perkulihaan baru dengan ruang praktikum yang memadai," kata Paulus Januar, Dekan Universitas Moestopo di Jakarta, Senin (25/8/2014).
Dia menjelaskan untuk kuliah di jurusan kedokteran, termasuk FKG memang tidak murah. "Di tempat kami uang masuk sekitar Rp125 juta, dan biaya kuliah persemester Rp15 juta. Itu sudah termasuk biaya praktikum," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, alumni FKG Universitas Moestopo mencapai 3.000 orang. Sedangkan jumlah dokter gigi yang masih berpraktik di seluruh Indonesia, sekarang ini mencapai 26.000 orang.
"Sebenarnya angka itu sudah mencukupi untuk melayani seluruh penduduk Indonesia. Rasionya satu dokter gigi melayani 15.000 warga. Masalahnya adalah penyebaran dokter gigi ini tidak merata sampai ke pelosok daerah, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur," ungkap Paulus.
Untuk itu, lanjutnya, solusinya adalah pemerintah daerah dan pemerintah pusat saling kerja sama, merangsang para dokter gigi mau berpraktik di pelosok daerah, dengan memberi insentif gaji yang lebih besar.
"Misalnya dokter gigi yang mau ditugaskan ke wilayah Indonesia Timur mendapatkan gaji senilai Rp15 juta sebulan. Ini tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka," ujarnya.