Bisnis.com, SEMARANG -- Pakar transportasi Undip Bambang Riyanto mengingatkan betapa pentingnya persoalan merawat selter Bus Rapid Transit (BRT) Semarang.
Untuk itu warga pun harus bersedia atau dilibatkan dalam memberikan perhatian terhadap keberadaannya.
"Perhatian itu akan membuat keberadaan selter aman. Lebih dari itu juga memperkecil ruang gerak oknum yang berniat merusak selter," tutur doktor pengajar mahasiswa S-3 Fakultas Teknik Undip dalam laman semarangkota.go.id, Selasa (19/8/2014).
Niat kurang baik bisa berupa aksi remeh temeh seperti corat-coret, mengotori, hingga merusak fasilitas di dalamnya.
Selter menurutnya adalah bagian dari fasilitas publik yang harus dijaga demi mendukung kelancaraan transportasi BRT.
"Sebagai fasilitas publik keberadaannya perlu dirawat bersama. Karena selter juga semacam rangkaian sistem pendukung bus cepat di dalam kota," katanya.
Semangat dari pemanfaatan moda transportasi ini juga harus diimbangi dengan memberikan kenyamanan untuk penumpang.
Pelanggan BRT akan merasa lebih nyaman menumpang bus yang dilengkapi beberapa fasilitas, di antaranya AC.
Kenyamanan bahkan diupayakan ketika mereka masih dalam proses menunggu bus atau membeli tiket di selter.
Calon penumpang tak perlu merasa harus kepanasan atau berdesak-desakan sebelum naik bus.
Berangkat dari pemahaman ini, manfaat selter sedemikian penting. Keberadaannya pun membutuhkan peran serta warga.
Sebagai moda transportasi modern BRT sudah diterapkan di banyak kota.
Di luar negeri bahkan sudah puluhan tahun menjadi alternatif angkutan massal.
"Manfaatnya sangat besar mendukung kebutuhan masyarakat dan meminimalkan penggunaan mobil pribadi," terangnya.
Bambang pun mengaku sepakat diberikan sanksi kepada perusak fasilitas umum semacam selter BRT. Sebab, bila diberi toleransi dampaknya bisa merusak pelayanan publik.
"Bila sudah diberikan aturan tegas, dengan sendirinya oknum pelaku akan berpikir ulang jika akan melakukan aksi perusakan atau hal lain.
Mereka tidak akan sembarangan merusak fasilitas umum lantaran sanksinya denda atau sanksi lain," tegasnya.
Sebelumnya Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang telah mengajukan Rp1,6 miliar pada APBD perubahan 2014 untuk rencana operasi koridor III BRT Trans Semarang.
Ditargetkan tambahan satu koridor ini bisa diwujudkan pada 1 Oktober 2014.
Pengajuan anggaran tersebut, dialokasikan untuk pengadaan armada angkutan dan biaya operasional seperti bahan bakar, supir, perawatan, dan lainnya.
Pengadaan armada angkutan akan dilakukan melalui unit pengadaan lelang Pemkot Semarang yang diharapkan diperoleh pemenang lelang yang kredibel.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) BRT Trans Semarang Bambang Kuntarso mengatakan pengadaan armada BRT Trans Semarang di koridor III akan dilakukan sebanyak 10 unit ukuran sedang seperti BRT yang beroperasi di koridor II dan IV.
Bambang mengatakan jika mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang, sebenarnya tidak ada anggaran untuk operasional koridor III.
Sebab dalam rencana pembangunan tersebut, selama lima tahun hingga 2015, Pemkot Semarang hanya diamanatkan untuk mengoperasikan tiga koridor. Dan saat ini sudah terpenuhi dengan telah beroperasinya BRT koridor I, II, dan IV.
"Tapi karena untuk pelayanan masyarakat, Pemkot Semarang akan mengoperasikan satu koridor lagi yaitu koridor III ini," tegas Bambang.