Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GUGATAN PILPRES: Peserta Pemilu Lebih "Seneng" KPU Dirusak-Rusak

Peserta pemilu akan lebih senang jika penyelenggara pemilu dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum bisa diatur atau dirusak-rusak. Oleh karena itu upaya menata ulang penyelenggara pemilu dinilai sangat penting.
Ilustrasi: Ketua KPU Husni Kamil Manik (kedua kiri) bersama empat Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay (kanan), Juri Ardiantoro (kiri) dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah (kedua kanan) memimpin Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (20/7)./Antara
Ilustrasi: Ketua KPU Husni Kamil Manik (kedua kiri) bersama empat Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay (kanan), Juri Ardiantoro (kiri) dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah (kedua kanan) memimpin Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (20/7)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Peserta pemilu akan lebih senang jika penyelenggara pemilu dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum bisa diatur atau dirusak-rusak. Oleh karena itu upaya menata ulang penyelenggara pemilu dinilai sangat penting.

Hal itu disampaikan oleh mantan anggota KPU Chusnul Mariyah saat menjadi narasumber talkshow Polemik Sindo Trijaya Network dengan topik "Pilpres Belum Beres" di Warung Daun Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (16/8/2014).

Dalam permohonan gugatan pasangan Prabowo-Hatta ke Mahkamah Konstitusi terhadap dugaan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif, kata Chusnul harus diputuskan secara adil.

Apabila MK memutuskan harus ada pemilu ulang harus dihormati oleh semua pihak karena memperbaiki kesalahan penyelenggaran pemilu perbuatan yang mulia.

"Pemilu ulang bagi saya, kalau ada pelanggaran diulang itu ya biasa saja, memperbaki kesalahan itu hal yang mulia juga," katanya.

Jika pemilu diulang, lanjutnya, tidak berarti anggota KPU kemudian dipenjarakan.

Ia menggarisbawahi terdapat jutaan penyelenggara pemilu di seluruh Indonesia baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga KPPS.

Banyaknya penyelenggara pemilu tidak menutup kemungkinan untuk bisa melakukan kecurangan.

Anggota KPU tahun 2004 itu pun menyarankan agar rekrutmen anggota KPU dilakukan selektif, "tidak menganut asas semua boleh seperti buruh pabrik. Harus dimasukkan ilmu politik dan hukum."

"Jangan sampai ketuanya S1 pertanian, semua menanam jagung di kebun kita," ujar Chusnul.

Menanggapi sengketa di MK, Chusnul menyebut hal itu harus diselesaikan sampai final jangan sampai sengketa berlanjut sampai lima tahun ke depan.

"Jadi siapa pun yang diputuskan nanti sudah legitimate jadi presiden dan rezim negara RI," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper