Bisnis.com, JAKARTA – Data inflasi Australia menunjukkan tekanan harga di Negeri Kanguru memudar pada Juli 2014, setelah data inflasi yang menutup paruh pertama tahun ini cukup mengejutkan para pengambil kebijakan.
Dalam skala tahunan, inflasi melambat menjadi 2,6% pada Juli, turun dari bulan sebelumnya yaitu 3%. Adapun target inflasi jangka panjang Reserve Bank of Australia (RBA) pada tahun ini adalah kisaran 2-3%.
Pengukuran inflasi yang dirilis oleh TD Securities-Melbourne Institute ini menunjukkan harga konsumen meningkat 0,2% pada Juli. Padahal, pada umumnya pemerintah menaikkan harga-harga berbagai kebutuhan rumah tangga pada bulan Juli.
“Data inflasi yang dirilis RBA dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan prospek ekonomi global berdampak positif bagi Australia,” kata ekonom lembaga riset TD, Annette Beacher seperti dikutip Reuters, Senin (4/8/2014).
Adapun yang mengalami kenaikan signifikan yaitu listrik, gas, bahan bakar rumah tangga, dan properti. Sedangkan harga air, pakaian, alkhohol, dan tembakau mengalami penurunan.
Rencananya pada Selasa (5/8/2014) RBA akan menggelar pertemuan untuk membahas kebijakan selanjutnya tingkat suku bunga yang kini berada di level 2,5%.
Pemangkasan tingkat suku bunga terakhir kali dilakukan RBA pada Agustus 2013 lalu. Adapun pertumbuhan Australia diprediksikan naik 2,6%, setelah mengalami pemangkasan dari estimasi 3,3%.