Bisnis.com, MANADO—Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,85% pada Juli 2014 atau lebih rendah dari rata-rata inflasi nasional yang mencapai sebesar 0,93%.
Hal itu disebabkan oleh perkembangan harga berbagai komoditas yang menunjukkan peningkatan sepanjang bulan lalu menghadapi momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
Semula, Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) memperkirakan inflasi Juli mencapai 0,93% akibat gejolak harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang hari besar keagamaan itu.
Kepala Perwakilan BI Sulut Luctor E Tapiheru menuturkan angka inflasi yang berada di bawah proyeksi itu dinilai baik karena menunjukkan peranan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sangat baik dalam meredam laju inflasi.
“Dialog dan tindak lanjut TPID atas permasalahan distribusi, infrastruktur, dan juga kebutuhan masyarakat telah dapat diantisipasi sehingga inflasi tidak terkerek lebih tinggi,” tuturnya, Senin (4/8/2014).
Menurut Luctor, proyeksi BI jelang Ramadan dan Lebaran memang merujuk kepada terjadi kenaikan di barito (tomat sayur) dan tarif udara, tetapi tidak sebesar pada bulan sebelumnya.
Hal ini terbukti sebagaimana pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, yakni kontribusi terbesar penyumbang inflasi adalah ikan cakalang yang diikuti barito (tomat sayur) dan tarif peswat udara.
“Hanya terdapat perbedaan 0,08% dari proyeksi semula 0,93% dan angka riilnya 0,85%. Diharapkan inflasi pada bulan Agustus akan menurun sejalan dengan telah berlalunya Ramadan dan Lebaran,” tuturnya.