Bisnis.com, JAKARTA- Deklarasi damai kedua kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang berlangsung di Balai Kartini Jakarta, Minggu (20/7/2014) menghebohkan jagat sosial media. Sebagian kalangan menduga deklarasi tersebut tidak resmi mewakili kedua kubu.
Inisiator Relawan Jokowi-JK, Ananda Mustajab Latif mengatakan pihaknya tidak tahu menahu soal ramainya deklarasi tersebut di sosial media. Dia mengaku hanya memikirkan bagaimana setelah Pilpres, kondisi negara bisa kondusif.
"Kami tidak dibayar dan kita senang-senang saja dukung Jokowi-JK. Dan ini adalah aspirasi dari rakyat Indonesia bahwa beliau Pak Jokowi orangnya sederhana dan dicintai," katanya di sela jumpa pers.
Dia mengaku, sebagai kader PDIP telah membuat relawan Gerakan Kebangsaan untuk memenangkan Jokowi-JK. Relawan tersebut selalu berkoordinasi dan berhubungan dengan para pendukung Jokowi-JK dari kalangan bawah dan akar rumput.
"Jadi poinnya menyangkut heboh di Twitter saya tidak tahu. Niatan saya mendeklrasikan kedua kubu damai agar bagaimana NKRI tetap terjaga dan utuh. Siapa pemenangnya itulah presidennya," kata dia.
Sementara itu, inisiator relawan Prabowo-Hatta, Erlangga mengatakan bahwa dirinya secara ikhlas untuk mengadakan deklarasi tersebut dengan pihak relawan Jokowi-JK.
Menurutnya, relawan resmi atau tidak, itu selalu harus berizin. Dia mengaku sebagai relawan dari bawah yang membela calon sehingga apabila terpilih telah sepakat untuk deklarasi damai.
"Tapi buat kita resmi dan tidak resmi, relawan kedua kubu menginginkan figur presiden yang akan datang. Setelah selesai pemilihan kita berkomitmen perdamaian dan menerima hasil KPU," katanya.
Sementara itu, jagat sosial media tengah dihebohkan keberadaan Ananda Mustajib Latif yang diduga telah mengaku-ngaku telah mewakili seluruh relawan Jokowi-JK. Bahkan ada yang menyebut relawan yang mendeklarasikan damai kedua kubu tersebut abal-abal.