Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah VIII (Sumbar, Riau, Kepri, dan Jambi) memperkirakan inflasi di Sumatra Barat pada Juli akan mengalami tekanan signifikan.
Momen Lebaran yang diikuti tingginya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok, serta kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik diperkirakan mempengaruhi peningkatan inflasi di Sumbar.
Kepala Kanwil Bank Indonesia wilayah VIII Padang Mahdi Mahmudy menuturkan inflasi ke depan bersumber dari kelompom bahan makanan dan makanan jadi, subkelompok transportasi serta subkelompok bahan bakar, penerangan dan air.
Dia memperkirakan pada hari Lebaran akan meningkatkan konsumsi makanan masyarakat, penyesuaian biaya transportasi menjelang dan sesudah hari raya (tuslah), dan implementasi kebijakan kenaikan tarif listrik menjadi penyebab utama inflasi.
“Perlu perkuat koordinasi untuk mengantisipasi tekanan inflasi. Forum TPID harus koordinasi ketat untuk mengantisipasi itu,” katanya melalui rilis, Jumat (4/7/2014).
Sebagai Wakil Ketua Tim Ahli, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar dia meminta pemerintah daerah memperketat koordinasi menjaga kelancaran arus barang dan ketersediaan pasokan.
“Kami juga himbau masyarakat tidak berlebihan melakukan pembelian bahan kebutuhan pokok,” ujarnya.
Selain itu, pedagang diharapkan tidak menaikkan harga secara berlebihan, dan perlunya mengantisipasi munculnya aksi spekulan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan inflasi bulan Juni sebesar 0,28%. Secara tahunan inflasi menunjukkan perbaikan dari 10,87% (yoy) di akhir 2013 menjadi 6,16% (yoy) di Juni tahun ini.