Bisnis.com, SYDNEY – Penjualan rumah Australia pada pembeli asing mencapai rekornya dalam sembilan bulan terakhir. Australia mengantongi sekitar A$24,9 miliar atau setara US$23 miliar per 31 Maret, meningkat 93% dari periode yang sama tahun lalu.
Investasi luar negeri pada sektor perumahan Australia saat ini mencapai 13% dari total omzet. Menurut ekonom UBS, sekitar 78% dari penjualan merupakan properti baru.
Menurut data RP Data-Rismark, harga rumah meningkat 10,7% di delapan negara bagian dan ibukota Negeri Kangguru, ke nilai rata-rata A$545.000 dalam 12 bulan terakhir. Padahal, Australia saat ini sedang menerapkan kebijakan suku bunga rendah 2,5%.
Ekonom UBS Scott Haslem dan George Tharenou mengatakan permintaan warga asing meningkat bahkan di tengah tingginya nilai valuasi dan dollar Australia.
“Kami melihat tren peningkatan investasi asing pada sektor perumahan akan terus berlanjut. Kondisi tersebut sejalan dengan prediksi bank sentral yang menyatakan tahun ini harga perumahan akan meningkat 7%,” kata Haslem dan Tharenou pada laporan UBS, Senin (30/6/2014).
Saat ini parlemen Australia juga tengah mengkaji pembelian real estat oleh warga asing di dalam negeri.
Ditakutkan, tingginya permintaan akan memaksa harga naik, sehingga harga rumah tidak lagi terjangkau bagi pembeli lokal.
Pada 2010, Australia memperketat syarat investasi asing pada sektor real estat. Pembeli luar negeri hanya boleh membeli properti baru.
Selain itu, pembeli asing juga harus mendapatkan persetujuan dari Badan Investasi Asing Australia untuk membeli rumah, dan harus menjual kembali rumah tersebut ketika meninggalkan Australia.