Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Australia menyetujui transaksi rumah bagi pembeli asing senilai 24,9 miliar dolar Australia (US$23 miliar) selama 9 bulan hingga Maret 2014 atau naik 93% dari 2013.
Laporan UBS AG menunjukkan investasi asing di sektor perumahan Australia berada pada posisi 13% dari total investasi, naik dari tren tahun lalu yaitu 8%. Adapun, sekitar 78% dari pembelian tersebut merupakan properti baru.
Parlemen Australia membatasi kepemilikan asing di sektor domestik real estate menyusul meningkatnya kekhawatiran hal tersebut berisiko mengerek harga dan membuat harga rumah menjadi tidak terjangkau.
Untuk itu, pemerintah mengetatkan aturan kepemilikan asing pada real estate pada 2010, antara lain mensyaratkan pembeli asing membeli hanya rumah baru dan memberlakukan penalti jika ada pelanggaran.
Menurut Data-Rismark home value index, harga rumah tunggal naik 10,7% di antara 8 negara bagian di Australia ke rata-rata A$545.000 selama 12 bulan hingga Mei tahun ini. peningkatan tersebut dipacu oleh rendahnya suku bunga acuan yaitu 2,5%.
“Permintaan investor asing tercatat meningkat, meski valuasi yang relatif mahal dan dolar Australia. Kami memperkirakan tren peningkatan investasi asing akan berjalan dalam jangka panjang,” kata Scott Haslem, ekonom UBS AG seperti dikutip Bloomberg, Senin (30/6/2014).
Di sisi lain, Steven Hess, Wakil Presiden Senior Moody’s Investors Service mengungkapkan kenaikan harga rumah di Australia memberikan risiko jangka menengah bagi ekonomi Australia.