Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURHANUDDIN ABDULLAH, Ketua Dewan Pakar Gerindra Ingin Dirikan Bank Tani

Dia kini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mencalonkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
Burhanuddin Abdullah /wikipedia
Burhanuddin Abdullah /wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur Bank Indonesia Periode 2003-2008 Burhanuddin Abdullah memiliki keinginan agar Indonesia memiliki bank khusus bagi petani dan nelayan. Dia kini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mencalonkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Pria kelahiran Garut, 10 Juli 1947 ini menjadi salah satu inisiator Masyarakat Koperasi Indonesia (MKI). Burhanuddin saat ini menjabat sebagai Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Periode 2011-2016.

Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Bandung dan Master of Arts in Economics College of Business, Michigan State University, Amerika Serikat itu juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Gotong Royong era Megawati Soekarnoputri. Dia juga mengharapkan agar jumlah bank yang mencapai sekitar 120 bank itu dikonsolidasi. Proses merger bisa diawali dari bank-bank pelat merah yang dimiliki oleh pemerintah.

Berikut wawancara lengkap Bisnis dengan Burhanuddin Abdullah di Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Bagaimana bapak melihat masa depan industri perbankan di Indoesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA)?

Kalau saya melihat bahwa perbankan kita perlu dibangun kembali dengan memperhatikan kepada potensi-potensi yang dimiliki negeri ini. Sehingga, pada saat kita nanti semakin terintegrasi dengan perekonomian Asean, dengan perekonomian dunia, kita memiliki keunggulan-keunggulan di berbagai bidang tertentu.

Bisa disebutkan lebih spesifik keunggulan seperti apa yang Anda maksud?

Misalnya yang saya maksud adalah kita punya kompetitive advantages atau komparative advantages dibidang pertanian. Kita tidak punya bank yang mendukung pertanian. Sementara, kita lihat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kita sampai sekarang tidak berpihak pada pertanian. Dari semua sektor ekonomi, sekarang ini pada sektor pertanian itu menampung lebih dari 40% penduduk kita, hanya mendapat bagian dibawah 3% dari APBN.

Kalau dari sisi perbankan, bagaimana kaitannya?

Perbankan kita, dari kredit pertanian itu dibawah 5%. Ini tidak sepadan dan tidak seimbang. Karena itulah perlu ada penekanan, perlu ada suatu fokus yang nanti bisa terepresentasikan di dalam bisnis bank itu dimasa depan. Negara-negara yang sama dengan kita, mereka masih memiliki bank-bank pertanian, bank industri, bank infrastruktur, dan diarahkan kepada target-target kegiatan ekonomi yang jelas.

Apakah bisa diwujudkan pada pemerintahan baru nanti?

Karena itulah saya kira nanti kalau pemerintah baru yang akan dipimpin, saya tidak tahu siapa yang menang nanti, tapi kalau dari pihak saya pribadi, saya pikir mustinya kita melakukan suatu usaha untuk memfokuskan perbankan kita ke dalam industri kita.

Apabila dilihat dari jumlah bank yang sudah banyak, bagaimana bentuk bank khusus itu?

Bisa macam-macam. Memang jumlah bank di kita banyak. Dari yang banyak itu, kita punya beberapa yang merupakan bank-bank besar. Selebihnya adalah bank-bank kecil yang seharusnya bisa di merger atau dikonsolidasi. Bagaimana bentuknya apakah ada penugasan kepada bank tertentu, atau kita membuat bank baru. Tentu ada hitungan-hitungan, itu nanti. Saya kira mungkin sulit dijelaskan sekarang.

Terkait konsolidasi perbankan, Anda memandang urgensinya apa dan bagaimana?

Ada berbagai pikiran untuk itu, misalnya bank-bank pemerintah yang bersaing di ceruk bisnis yang sama, bisa kita merger. Bank yang bisa menumbuhkan ekonomi dengan cepat kita tumbuhkan. Industri perumahan adalah industri yang di negara lain bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih cepat. Itu yang perlu dikedepankan. Banyak yang bisa ditumbuhkan dan dipikirkan kedepannya.

Apakah proses merger dapat diawali dari bank BUMN?

Bank pemerintah itu sekarang menjadi price leader. Setiap kebijakan untuk mendorong pertumbuhan mestinya bank pemerintah mendapatkan perhatian yang lebih utama. Karena dia besar dengan jumlah nasabah yang juga besar. Karena itulah, kalau yang lain-lain itu follower saja. Suku bunga bank pemerintah naik, bank yang lain ikut.

Terkait azas resiprokal, bagaimana pandangan Anda?

Penting itu azas resiprokal. Meskipun pada praktik nantinya tentu pertimbangan internal akan diberikan pada bank yang bersangkutan apakah dia akan go regional atau tetap di dalam negeri saja. Itu satu pertimbangan bisnis yang menjadi alasannya.

Negara lain memberikan proteksi bagi bank asal Indonesia, Apa sesungguhnya keinginan Indonesia?

Iya memang, kita ingin mereka memperlakukan kita dengan cara yang sama. Tapi bahwa nanti kita memanfaatkannya atau tidak itu kan soal lain. Ini soal politik kesetaraan antar negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper