Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Percepat Belanja Pemerintah

China mempercepat belanja fiskal pemerintah, mendekati 25% pada Mei, dibandingkan tahun lalu. Langkah ini merupakan salah satu upaya pemerintah negeri tirai bambu untuk menyiasati perekonomian yang melambat.

China mempercepat belanja fiskal pemerintah, mendekati 25% pada Mei, dibandingkan tahun lalu. Langkah ini merupakan upaya pemerintah  negeri tirai bambu untuk menyiasati perekonomian yang melambat.

Belanja fiskal pemerintah meningkat  1,3 tiriliun yuan (US$208,75 miliar), meningkat tajam 9,6% dari belanja empat bulan pertama tahun ini. Data kementerian keuangan menunjukkan, belanja pemerintah lokal China melonjak 26,9% pada Mei, dibandingkan tahun lalu.

Pihak People’s Bank of China mengatakan mereka akan terus mempertahankan kebijakan moneter kokoh sepanjang  tahun 2014 meski belanja fiskal dipercepat. 

“Negara telah menghemat belanja dalam beberapa tahun belakangan,” kata salah satu dewan PBOC di Beijing.

Saat ini ekonomi China telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, namun pemulihan tampaknya belum sempurna. Para analis pun menganjurkan untuk mempertahankan stimulus, terutama jika pasar properti memburuk.

Sebelumnya, kementerian menyampaikan menurunnya transaksi properti berkontribusi langsung pada jatuhnya pendapatan negara pada Mei.

Adapun pendapatan fiskal meningkat 7,2% pada Mei year on year, melambat dari peningkatan 9,2% pada April yoy. Saat ini, pemerintah China tengah menerapkan skema pelonggaran untuk menghentikan kebekuan ekonomi.

Pasalnya, bank sentral China melihat ketidakpastian permintaan eksternal terus berlanjut, aliran dana fluktuatif, dan risiko finansial masih mengintai perekonomian.

Penerapan stimulus sejauh ini dimanfaatkan Beijing untuk mempercepat konstruksi proyek kereta api dan perumahan publik. Di saat yang sama, China juga meminta pemerintah lokal untuk mempercepat belanja fiskal. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : News Editor
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper