Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASPIRASI ANDA: Kerusakan Lingkungan Akibat Perkebunan Besar

Hari lingkungan hidup sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global dalam pengelolahan sumber daya alam yang mempunyai tata kelola menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.
  Ilustrasi aktivitas di perkebunan karet. /
Ilustrasi aktivitas di perkebunan karet. /

Hari lingkungan hidup sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global dalam pengelolahan sumber daya alam yang mempunyai tata kelola menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.

Tahun ini United Nations Environment Programme (UNEP) mengambil tema “Tahun Internasional untuk Pulau-Pulau Negara Berkembang.” Namun, itu adalah salah satu bentuk kamuflase yang dilakukan oleh negara maju yang mengembangkan isu lingkungan di tengah-tengah massalnya industri berkarbon tinggi, pembukaan lahan dan perusakan hutan yang dilakukan mereka di seluruh negeri-negeri berkembang.

Sesungguhnya negara maju adalah negara yang paling bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan hidup di dunia. Emisi karbon meningkat, perubahan iklim yang ekstrem, merupakan konsekuensi atas penguasaan eksplorasi dan eksploitasi secara barbar oleh AS terhadap kekayaan alam di dunia.

Hal ini senada dengan kerusakan lingkungan hidup di Indonesia. Penguasaan dan monopoli tanah menjadi penyumbang terbesar atas kerusakan lingkungan hidup di Indonesia. Bayangkan saja saat ini perkebunan besar kelapa sawit mencapai 9,07 juta hektare, sedangkan perkebunan karet 3,48 ha, perkebunan kelapa 3,78 ha, dan perkebunan besar kakao 1,73 ha.

Semuanya berorientasi ekspor dan mengabdi pada kepentingan industri imperialis khususnya AS. Penguasaan tanah untuk perkebunan, bahkan tambang besar dan taman nasional yang sangat luas tersebut, kenyatannya bukan saja merusak lingkungan tapi menghilangkan sandaran hidup bagi kaum tani dan mempersempit lapangan kerja.

Kita pun masih mengingat pembukaan lahan dengan membakar hutan di Riau oleh perkebunan skala besar. Hal itu menimbulkan polusi udara (asap) yang teramat mengancam kesehatan manusia. Namun, perkebunan itu tidak ditindak tegas oleh negara, tetapi petani-petani yang di lokasi menjadi sasaran kriminalisasi penangkapan. Sungguh ironi.

Oleh karena, itu Rachmad P Panjaitan, Ketua Pimpinan Pusat FMN, menyatakan sikap pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014. Pertama, hentikan perampasan tanah rakyat oleh perkebunan, pertambangan, pertanian skala besar yang dilakukan negara-swasta. Kedua, berikan tanah bagi rakyat, serta ketiga wujudkan keadilan ekologis dan kelestarian lingkungan hidup.

Pengirim
Rachmad P Panjaitan
Ketua Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia edisi 6/6/2014
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper