Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah di Australia Terperosok Dalam

Harga hunian di Australia terperosok hingga level terdalam selama hampir 5,5 tahun menyusul pemangkasan belanja pemerintah yang diprediksi membebani konsumen.
Ilustrasi/mlborlife.com
Ilustrasi/mlborlife.com

Bisnis.com, SYDNEY -- Harga hunian di Australia terperosok hingga level terdalam selama hampir 5,5 tahun menyusul pemangkasan belanja pemerintah yang diprediksi membebani konsumen.

Berdasarkan indeks RP Data-Rismark Home Values, rata-rata harga rumah di 8 kota besar Australia merosot 1,9% pada Mei tahun ini, penurunan terbesar sejak Desember 2008.

Semua kota di Australia, tidak termasuk Darwin dan Canberra, menunjukkan penurunan.

Adapun, indeks tersebut memperlihatkan Melbourne merupakan kota dengan kemerosotan paling dalam yaitu 3,6%.

"Dengan tingkat keterjangkauan makin terbatas dan harga sewa mulai tertekan, kami tidak kaget ketika melihat tren pertumbuhan bergerak moderat pada waktu mendatang," kata Tim Lawless, Direktur Riset RP Data di Sydney, Senin (2/6/2014).

Patut diketahui, penurunan harga rumah pada Mei 2014 adalah pertama kalinya dalam setahun terakhir.

Kondisi itu diikuti dengan merosotnya kepercayaan konsumen ke level terendah sejak Agustus 2010, setelah pemerintah mengumumkan rencana untuk memangkas belanja dan memberlakukan sistem perpajakan baru bagi masyarakat kelas menengah hingga atas.

Lemahnya sentimen mulai merembet ke sentimen pasar properti, ungkap David Cannington, ekonom senior Australia & New Zealand Banking Group Ltd.

Data pemerintah juga menunjukkan izin pembangunan atau renovasi rumah dan apartemen turun 5,6% pada April 2014 dari bulan sebelumnya, yang merupakan penurunan selama 3 bulan berturut-turut.

Setelah laporan menyebutkan, dolar Australia tercatat melorot. Tidak hanya itu, depresiasi mata uang Australia itu juga disebabkan oleh spekulasi yang menguat terkait isu bank sentral akan menjaga tren suku bunga rendah pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper