Bisnis.com, BEIJING – Hubungan antara China dan Amerika Serikat sedang terganggu oleh kasus spionase perdagangan. Media China menyebut Amerika sebagai bajingan penjagal dan pembuat kekacauan tingkat tinggi.
Serangan media China yang dilancarkan Rabu (21/5/2014) ini merupakan respons atas tindakan Washington yang menuntut lima pejabat militer China dengan tuduhan meretas perusahaan-perusahaan AS untuk mencuri rahasia perdagangan.
Dakwaan yang diajukan Senin itu adalah tuntutan untuk tindakan peretasan yang pertama kali terhadap pejabat negara lain.
Hal itu menyebabkan munculnya beragam kritik masyarakat dan memantik api konfrontasi antara dua negara ekonomi terbesar di dunia terkait kasus spionase di dunia maya.
Sebagai respons pertama atas dakwaan itu, China memutuskan penghentian kelompok kerja bidang siber antara kedua negara.
Petinggi tabloid Global Times yang sangat berpengaruh dan dijalankan People’s Daily dalam tajuknya mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah “tindakan yang tepat, tapi kita masih harus melakukan langkah lanjutan.”
" Kita harus mendorong organisasi dan individu yang hak-haknya telah dilanggar untuk berdiri dan menuntut Washington , " kata tajuk dalam tabloid itu. " Mengenai masalah keamanan jaringan, AS adalah bajingan penjagal dan kita harus berhenti mengembangkan ilusi tentang hal itu."
Media juga menyatakan bahwa langkah hukum Washington terhadap China adalah “tindakan sewenang-wenang dan penuh kemunafikan,” ujar People's Daily sembari mengutip laporan media tentang langkah spionase yang dilakukan badan keamanan Amerika Serikat, NSA, yang memata-matai Presiden Brasil, Dilma Rousseff.
"Menangguhkan kerjasama bilateral terkait urusan dunia maya adalah awal yang wajar, tetapi tindakan yang lebih terukur harus disiapkan bila mana Washington bersikeras berada pada jalur yang salah," kata kantor berita negara Xinhua dalam sebuah komentar pada hari Selasa. "Jika tidak, Amerika harus bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari sandiwara yang menampilkan dirinya sebagai seorang perampok yang bermain peran sebagai polisi."
China memanggil duta besar AS pada Senin, beberapa jam setelah surat dakwaan untuk pejabat China dilayangkan.
China memperingatkan bahwa Washington bisa mendapat tindakan balasan lebih lanjut, kata kementerian luar negeri .
Tuduhan spionase maya kian membuat rapuh hubungan China dan Amerika Serikat, yang sudah berada di bawah tekanan berbagai isu, termasuk hak asasi manusia, sengketa perdagangan, dan menguatnya ketegangan di Laut China Selatan.