Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Australia Pertahankan Suku Bunga Rendah

Bank sentral Australia menunjukkan indikasi akan mempertahankan rekor tingkat bunga rendah, disebabkan oleh inflasi dan penyesuaian aktivitas ekonomi dengan sumber daya yang lebih sedikit. Saat ini, tingkat suku bunga Australia adalah 2,5%.
Bank Sentral Australia. Pertahankan suku bunga rendah/Reuters
Bank Sentral Australia. Pertahankan suku bunga rendah/Reuters

Bisnis.com, SYDNEY – Bank sentral Australia menunjukkan indikasi akan mempertahankan rekor tingkat bunga rendah, disebabkan oleh inflasi dan penyesuaian aktivitas ekonomi dengan sumber daya yang lebih sedikit. Saat ini, tingkat suku bunga Australia adalah 2,5%.

Pemerintah Australia  bersiap diri menyambut kemungkinan pertumbuhan pada kuartal-kuartal mendatang akan di bawah target yang diharapkan.

Ekspor yang menurun, sedikit investasi pada pertambangan, dan konsolidasi fiskal yang terencana, adalah beberapa hal yang harus ditangani pemerintah.

“Kebijakan akomodatif akan terus disesuaikan dalam beberapa waktu ke depan,” tulis rilis yang dipublikasikan Selasa (20/5) oleh Reserve Bank of Australia (RBA).

Gubernur RBA, Glenn Stevens telah mempersiapkan biaya peminjaman, seiring persiapan pemerintah untuk melakukan pengetatan fiskal sebagai strategi untuk mengangkat pertumbuhan.

Pasar dan ekonom memprediksikan Stevens akan mempertahankan kebijakannya sepanjang tahun ini untuk menghindari gap pertumbuhan karena perusahaan pertambangan kembali merencanakan pembangunan.

Tingkat pinjaman rendah juga mendorong naik harga rumah, mempertegas alasan RBA enggan menambah 2,25 poin persentase pemotongan suku bunga sejak akhir 2011.

 Pekan lalu, pemerintah mengatakan akan memotong pengeluaran dari anggaran kesejahteraan (welfare) dan mengenakan pajak pada upah tinggi, atas rencana surplus. Di sisi lain, atas rencana ini, masyarakat Australia merasa keuangan mereka tertekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper